Jakarta, TheStance – Selama sepekan, 25-31 Agustus 2025, gelombang unjuk rasa terjadi di berbagai kota di Indonesia. Kini, aksi demonstrasi bermunculan di mancanegara.
Awalnya, pengunjuk rasa memprotes gaji dan tunjangan DPR hingga sulitnya mencari kerja. Namun, aksi membesar pasca 28 Agustus 2025, ketika pengemudi ojek online Affan Kurniawan meninggal akibat dilindas kendaraan taktis polisi.
Diaspora Indonesia di berbagai negara pun bergerak dengan menggelar aksi unjukrasa. Mulai dari diaspora di Melbourne, New York, Berlin, Bonn, Den Haag, Canberra hingga London, Inggris.
Selain menyampaikan tuntutan dan orasi, mereka berdoa bersama sambil menyalakan lilin dan meletakkan bunga untuk menghormati 10 orang korban meninggal sepanjang aksi sepekan lalu.
"Kami mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan agar tidak ada lagi korban sipil, khususnya bagi aparat keamanan yang punya akses terhadap senjata dan instrumen kekerasan," kata Perwakilan akademisi Indonesia di Inggris Raya, Ahmad Umar.
Mereka menilai pemerintah bertanggung jawab atas meninggalnya korban sipil dan menuntut reformasi kepolisian, perbaikan kebijakan, dan menyetop tunjangan yang menopang gaya hidup mewah pejabat.
Tak hanya diaspora, para warga negara non-Indonesia juga ikut menyuarakan keprihatinan di mancanegara seperti Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Dari Klub Bola hingga Artis Asing
Bahkan, klub sepakbola Liga Prancis Olympique Marseille di akun sosial media mereka, memberikan penghormatan buat Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang jadi korban meninggal saat demo di Jakarta.
Sejumlah artis mancanegara juga memberikan dukungan kepada para demonstran sekaligus mendoakan situasi Indonesia kembali normal. Mereka turut menyoroti rangkaian demonstrasi yang terjadi di berbagai kota di Indonesia beberapa hari terakhir.
Aktor Korea Selatan Joo Yeon Woo sempat mengunggah gambar Garuda Bhineka Tunggal Ika di Instagram Story pada Jumat, 29 Agustus 2025, kemudian tersebar di media sosial.
“Semangat Indonesia,” tulisnya dalam unggahan itu.
Solidaritas juga datang dari musisi Ukraina, Denis Stoff, mantan vokalis band metal Asking Alexandria itu mengunggah story di akun Instagramnya, mendoakan Indonesia.
“Doa saya untuk orang-orang yang ada di Indonesia. Kita harus tetap kuat untuk jaga hak kita dan diri kita sendiri,” katanya.
Ipin Upin Ikut Mendukung Indonesia
Di Malaysia, sekelompok orang yang tergabung dalam Mandiri Malaysia menggelar unjuk rasa di depan KBRI Kuala Lumpur pada Selasa (02/09/2025).
Dikutip dari BBCIndonesia, salah satu warga Malaysia yang ikut berunjukrasa, Amir Hadi, menyampaikan unjuk rasa tersebut merupakan aksi solidaritas terhadap para demonstran di Indonesia.
Menurutnya, solidaritas lahir karena faktor serumpun, seperti bahasa, budaya, dan sejarah.
Rasa kebersamaan sebagai negara yang bersaudara juga melahirkan empati walau terkadang diakui seringkali terjadi percikan konflik antar dua negara jiran ini karena sepak bola atau saling klaim produk budaya.
Selain itu, kondisi perpolitikan Malaysia yang saat ini relatif mirip dengan yang terjadi di Indonesia karena reformasi yang dijanjikan pemerintah tidak juga terwujud, sehingga masyarakat kecil terus berupaya melawan elit.
"Faktor-faktor ini membuat kami merasa dekat dengan apa yang dilalui rakyat Indonesia," ujar Amir.
Tidak ketinggalan, dukungan dan doa terhadap Indonesia juga datang dari karakter kartun ikonis Malaysia, Upin dan Ipin.
Kedua karakter utama serial animasi Upin & Ipin itu menyampaikan dukungan dan doa melalui unggahan media sosial. Duo bocah botak itu mendoakan masyarakat Indonesia selamat dan aman, serta bisa kembali pulih.
"Semoga teman-teman di Indonesia selamat dan aman. Mari kita doakan agar Indonesia segera pulih," tulis @upinpinofficial via Instagram pada Selasa (2/9/2025).
Ucapan doa itu disertai dengan gambar yang menampilkan Upin, Ipin, serta karakter Susanti yang merupakan warga negara Indonesia.
Gambar itu turut bertuliskan kalimat "Semoga Indonesia Segera Pulih", tagar #UpinIpinDoaBuatIndonesia dan #IndonesiaSegeraPulih, hingga logo Les' Copaque selaku rumah produksi Upin & Ipin.
Unggahan itu dibanjiri komentar yang sebagian besar datang dari netizen Indonesia. Warga Indonesia ramai-ramai mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan.
SEAblings, Simbol Solidaritas Warga Asia Tenggara
Aksi demonstrasi di Indonesia juga melahirkan gelombang solidaritas lintas negara. Yammi, warga Thailand menginisiasi warganet membantu pengemudi ojol Indonesia dengan membelikan makanan dan minuman melalui aplikasi pesanan daring.
Pemilik akun X @sighyam ini juga memberikan panduan cara memesan makanan dan minuman dengan tujuan Jakarta. Ia juga mengajak warga di luar Indonesia berdonasi kebutuhan medis juga melalui aplikasi ojek daring tersebut.
Tanpa perlu waktu lama, langkah Yammi mendapat respons dari banyak warga Singapura dan Malaysia. Disusul, warga Filipina dan Brunei Darussalam juga berkontribusi dengan cara serupa.
Mereka pun ramai-ramai mengunggah bukti pemesanan lewat berbagai platform media sosial, seperti X, Threads, dan Instagram.
Inisiatif berbagi makanan lintas negara ini menuai apresiasi warganet Indonesia. Ucapan terima kasih dan rasa haru bertebaran di media sosial. Para ojol yang menerima pesanannya pun mengunggah foto-foto mereka sedang menikmati makanannya.
Malah ada warganet yang usul agar kiriman makanan juga dikirim di luar Jakarta karena aksi unjuk rasa juga terjadi di Bandung, Yogyakarta, Makassar, dan Surabaya.
Aksi berbagi makanan lintas negara ini ini kemudian dikenal dengan sebutan ‘Seablings’, kependekan dari kata SEA (Southeast Asia atau Asia Tenggara) dan siblings (saudara kandung).
Sebagai gerakan yang terbangun cepat dan partisipatif, aksi SEAblings ini menegaskan bahwa ikatan serumpun itu dapat terus dirajut lewat cara sederhana, dekat, dan personal. Salah satunya dengan berbagi makanan.
Tagar #SEAblings kemudian ramai digunakan sebagai simbol bagaimana solidaritas digital dapat melintasi batas negara tanpa pertemuan fisik, struktur organisasi, bahkan perantara lembaga kemanusiaan.
Media Sosial Menularkan Simpati
Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital Firman Kurniawan melihat solidaritas warga Asia Tenggara pada pengemudi ojol yang menuntut perbaikan Indonesia, merupakan perwujudan dari network society atau "masyarakat yang berjejaring."
Menurutnya, ini bukan gejala baru, karena sejak komputer terhubung dengan internet maka bentuk masyarakat yang berjejaring sudah menjadi realitas.
"Gerakan Arab Spring 2010 maupun Wallstreet Occupied yang tak lama setelahnya, merupakan bukti bahwa pada suatu peristiwa tak terjadi pembatasan yang bersifat lokal atau hanya berpusat di tempat yang mengalami peristiwa. Peristiwa itu terdistribusi global." ujar Firman.
Media sosial juga menjadi sarana efektif yang menginformasikan peristiwa dengan membawa emosi yang ada di dalamnya.
"Rasa marah, geram, sedih, prihatin terdistribusi real time melalui konten. Seluruhnya dapat dirasakan konsumen konten, tertular emosi yang membuncah," ungkap Firman.
Di sisi lain, Firman menambahkan, media sosial tidak hanya mengamplifikasi gerakan tapi juga menguak segala hal di baliknya.
Ia memberi contoh pada kasus Affan Kurniawan, publik di luar Indonesia ikut mengetahui kisah dan kehidupan Affan yang jauh dari sejahtera hingga tetap bekerja di tengah risiko kekerasan dalam unjuk rasa.
"Ini membangkitkan simpati yang juga menular sebagai gerakan untuk meringankan penderitaan para pengemudi ojek online." jelasnya.
Baca Juga: Komnas HAM: Kekerasan Aparat Jadi Penyebab Utama Tewasnya Peserta Demo
Fenomena SEAblings ini juga muncul karena kondisi politik negara-negara lainnya di Asia Tenggara yang relatif tidak jauh berbeda dari Indonesia.
Misalnya pemerintah yang korup, ketidakadilan pada masyarakat akar rumput, hingga kalangan elitis yang tak berempati. Tak mengherankan, ketika Indonesia dilanda masalah serupa hingga membuat masyarakat turun ke jalan, mereka merasa 'senasib.'
Meski warga Asia Tenggara tak bisa mengintervensi politik di negara lain, tetapi mereka kini membuktikan bahwa aksi dukungan konkret bisa diakomodir aplikasi teknologi saat ini, sehingga mereka bisa mengirim bantuan tanpa terlibat langsung. (est)
Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram The Stance.