Jakarta, TheStance – Aturan larangan membawa pesan politik di lapangan selama ini begitu ketat diterapkan, sampai-sampai pemain bisa dihukum denda Badan Sepakbola Dunia (FIFA) hanya karena gestur kecil yang dianggap “berbau politik”.

Namun ironinya, standar ganda justru kembali dilakukan petinggi FIFA.

Presiden FIFA Gianni Infantino memuji Presiden AS Donald Trump setinggi langit dan menyerahkan FIFA Peace Prize. Itu adalah penghargaan perdamaian perdana dari federasi sepak bola dunia sekaligus menempatkan Trump sebagai penerima perdananya.

“Inilah yang kami inginkan dari seorang pemimpin… Anda benar-benar layak menerima Hadiah Perdamaian FIFA pertama,” ujar Infantino, di panggung John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Washington, D.C., pada Sabtu, (6/12/2025) dinihari.

Pemberian trofi penghargaan perdamaian tersebut menjadi bagian dalam acara pengundian grup peserta Piala Dunia 2026 dimana Amerika Serikat dengan Kanada dan Meksiko menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2026.

Dalam video pengantarnya, FIFA menjelaskan alasan pemberian penghargaan tersebut.

“Kami menghormati seorang pemimpin dinamis yang mengedepankan dialog, stabilitas, dan memanfaatkan kekuatan sepak bola di panggung dunia. Penghargaan perdana ini diberikan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, atas dukungannya terhadap upaya gencatan senjata di berbagai belahan dunia,” kata FIFA dikutip dari Antara.

FIFA mengeklaim bahwa penghargaan tersebut akan digelar setiap tahun dan diberikan kepada individu yang membawa harapan bagi generasi mendatang.

Kehormatan Terbesar Dalam Hidup

Trump

Atas penghargaan perdamaian tersebut, Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump yang menerima langsung trofi berbentuk bola dunia serta medali emas yang langsung ia kalungkan ke lehernya itu, menyebut penghargaan itu sebagai salah satu kehormatan terbesar dalam hidupnya

“Ini salah satu penghormatan terbesar dalam hidup saya. Kami telah menghentikan banyak perang bahkan sebelum perang itu dimulai,” ujar Trump.

Trump sendiri sering menyatakan bahwa dirinya pantas menerima Hadiah Nobel Perdamaian karena perannya dalam menghentikan konflik-konflik yang dia sebutkan, termasuk gencatan senjata yang rapuh di Gaza, meski akhir dari perang Rusia-Ukraina masih belum tercapai.

Dalam pidatonya, Trump juga memuji kerja sama Amerika Serikat dengan Kanada dan Meksiko sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia 2026.

“Penjualan tiket kali ini luar biasa. Kalian akan menyaksikan turnamen paling spektakuler. Kerja sama kami sangat erat dan penuh persahabatan,” kata dia.

Trump, yang selama bertahun-tahun mengincar Nobel Perdamaian, kemudian menutup pidatonya dengan pernyataan optimistis mengenai kondisi negaranya yang dinilainya lebih baik daripada masa pemerintahan Joe Biden.

“Dunia sekarang menjadi tempat yang lebih baik. Setahun lalu Amerika Serikat tidak berada di posisi ini, tetapi sekarang kami adalah negara ‘terpanas’ di dunia.” pungkasnya.

Kedekatan Infantino dengan Trump Disorot

Infantino - Trump

Terpilihnya Donald Trump sebagai penerima perdana penghargaan perdamaian FIFA ini tidak mengejutkan banyak pihak.

Infantino, yang telah menjalin hubungan erat dengan Trump, tercatat telah mengunjungi Gedung Putih lebih banyak dari pemimpin dunia lainnya sejak Trump kembali menjabat pada Januari.

Kedekatan Presiden FIFA Gianni Infantino dan Trump sendiri makin menjadi sorotan menjelang Piala Dunia 2026 di AS, Kanada, dan Meksiko.

Infantino beberapa kali terlihat di Gedung Putih dan bahkan ikut menghadiri acara Trump terkait seruan gencatan senjata di Gaza, hubungan yang dinilai sebagian pihak terlalu mesra untuk ukuran lembaga olahraga internasional.

Bahkan, sebelumnya dalam sebuah Forum Bisnis di Miami AS, Rabu (5/11/2025) waktu setempat, Infantino kembali memuji Trump setinggi langit.

"Saya bukan orang Amerika, tapi sejauh yang saya pahami, Presiden Trump terpilih di Amerika Serikat dan menang dengan jelas. Ketika Anda berada di sistem demokrasi besar seperti Amerika Serikat, Anda harus menghormati hasil pemilihan, bukan?"

"Pada akhirnya dia terpilih berdasarkan programnya, berdasarkan apa yang dia katakan. Dia hanya melaksanakan apa yang dia katakan akan dia lakukan. Jadi saya pikir kita semua harus mendukung apa yang dia lakukan karena menurut saya itu terlihat cukup baik," ujar Infantino.

Komentar dan sikap Infantino itu kemudian disorot Miguel Maduro, mantan ketua komite tata kelola FIFA tahun 2016 dan 2017. Menurutnya, pernyataan presiden FIFA tersebut jelas-jelas pelanggaran terhadap aturan atau statuta FIFA mengenai netralitas politik.

"Meskipun dia dapat mengakui legitimasi Presiden Trump, dia juga harus mengakui bahwa dalam demokrasi, orang lain dapat menentang kebijakannya. Untuk tetap netral secara politik, dia tidak boleh mengambil posisi dalam debat politik tersebut, apalagi mengargumenkan bahwa semua orang harus mendukung kebijakan Presiden Trump," jelas Maduro.

Menurut Maduro, Infantino dinilai salah karena mengajak orang mendukung kebijakan Trump. Dalam hal itu, netralitas politiknya diterabas.

"Melakukan hal itu tampak sebagai pelanggaran jelas terhadap kewajiban netralitas politik yang diwajibkan bagi setiap pejabat FIFA, berdasarkan Pasal 15 Kode Etik FIFA," ujar Maduro.

Trump Jauh dari Citra Pembawa Damai

reruntuhan Gaza

Pemberian Penghargaan Perdamaian FIFA kepada Trump tersebut mendapat kritikan dari Partai Demokrat dan kelompok hak asasi manusia. Hal ini menyusul kebijakan dan tindakannya yang kerap bertentangan dengan nilai-nilai perdamaian.

Berbagai lembaga HAM mengingatkan rekam jejak Trump yang jauh dari citra “pembawa damai”.

Mulai dari perintah pemboman fasilitas nuklir Iran, dukungan penuh persenjataan untuk Israel di tengah pelanggaran HAM di Gaza, hingga 22 serangan udara terhadap kapal yang disebut membawa narkoba, serangan yang menewaskan lebih dari 80 orang dan oleh banyak pakar dinilai sebagai tindakan pembunuhan di luar hukum.

Selain itu, Trump juga mengimplementasikan kebijakan keras terhadap imigrasi. Dia bahkan mengancam akan memindahkan pertandingan Piala Dunia dari kota-kota yang berada di bawah pemerintahan Partai Demokrat seperti Boston, Los Angeles, dan Seattle. Kota-kota tersebut terancam dicoret apabila angka kriminalitas dan keamanan tidak terkendali.

Trump juga membekukan keputusan suaka dari 19 negara, termasuk Haiti dan Iran, yang juga berpartisipasi dalam Piala Dunia.

"Penghargaan perdamaian yang diberikan oleh FIFA ini terjadi di tengah latar belakang penahanan kekerasan terhadap imigran, pengerahan garda nasional di kota-kota AS, dan pembatalan kampanye anti-rasisme FIFA yang seharusnya," kata Minky Worden dari Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan.

Tak ketinggalan, Partai Demokrat pun ikut menyindir pemberian penghargaan kepada Trump tersebut.

“Trump tidak bisa mendapatkan Nobel Perdamaian, jadi FIFA membuatkan penghargaan perdamaian sendiri untuknya,” demikian kritik mereka. (est)

Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp & Telegram The Stance