Penumpang Kursi 11A Dua kali Lolos dari Maut. Benarkah Paling Aman?
Vishwash Kumar Ramesh duduk di kursi 11A dan menjadi satu-satunya penumpang pesawat Air India yang selamat. Sebelumnya, aktor Thailand Ruangsak Loychusak juga selamat dari kecelakaan pesawat ketika duduk di kursi 11A. Rupanya bisa dijelaskan secara logika.

Jakarta, TheStanceID – Kursi nomor 11A mendadak jadi sorotan publik setelah peristiwa jatuhnya pesawat Air India 171, pada Kamis, 12 Juni 2025.
Dalam kecelakaan yang menewaskan hampir seluruh penumpang itu, ada satu penumpang yang selamat yakni Vishwash Kumar Ramesh, seorang warga negara Inggris keturunan India. Dia duduk di kursi 11A, persis di sebelah pintu darurat.
Jauh sebelum peristiwa jatuhnya pesawat Air India, dilansir dari India Today, seorang aktor dan penyanyi asal Thailand bernama Ruangsak Loychusak juga pernah selamat dari kecelakaan pesawat Thai Airways pada 1998.
Kebetulan, ia juga duduk di kursi 11A, sama seperti Ramesh.
Keduanya menjadi satu-satunya penumpang yang selamat dari insiden tragis tersebut, meski terjadi dalam waktu berbeda dan pesawat yang berbeda pula.
Dengan kejadian tersebut, muncul spekulasi bahwa kursi 11A merupakan posisi paling aman di pesawat. Benarkah spekulasi tersebut?
Kursi Dekat Pintu Darurat Paling Krusial
Direktur Fire Safety Engineering Group di University of Greenwich Edwin Galea mengatakan lokasi yang dekat dengan pintu darurat memang krusial.
"Kursi 11A adalah salah satu kursi paling dekat dengan pintu darurat nomor dua. Penumpang bisa saja menyentuh pintu itu langsung dari kursinya," jelasnya merujuk pada kasus kecelakaan Air India ini.
Dalam situasi darurat, jarak ke pintu keluar menjadi hal penting. Dalam studinya yang dilakukan pada 2006, penumpang dalam lima baris dari pintu keluar memiliki peluang lebih tinggi untuk selamat.
Selain itu, 11A disebut berada di atas wing box, yakni area sayap yang menyatu dengan badan pesawat. Bagian ini, secara struktural disebut sebagai bagian paling kuat.
"Ini area dengan struktur paling kokoh di seluruh badan pesawat," tutur Prof Galea menjelaskan.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Keselamatan Lloyd’s Register di University of York Prof. John McDermid.
Menurutnya, duduk di atas sayap menawarkan perlindungan struktural lebih tinggi saat terjadi benturan keras. Selain itu, posisi awak kabin yang berhadapan langsung dengan 11A juga diperkirakan menjadi faktor tambahan dalam proses evakuasi.
Alasannya, awak kabin biasanya dilengkapi dengan sabuk pengaman harness penuh, serta dilatih untuk membuka pintu darurat serta mengevakuasi seluruh pesawat dalam waktu 90 detik.
Meski belum dapat dipastikan apakah dalam kasus Air India pintu darurat berhasil dibuka oleh awak kabin atau Ramesh sendiri. Namun, ada kemungkinan struktur pesawat rusak di titik itu, sehingga menciptakan celah yang membuatnya bisa keluar cepat.
Kursi 11A Tidak Selalu Dekat Pintu Darurat
Menempati kursi di dekat pintu darurat bisa meningkatkan peluang selamat saat terjadi kecelakaan pesawat. Namun, nomor kursi 11A tidak selalu terletak di dekat pintu darurat karena setiap pesawat memiliki berbagai konfigurasi tempat duduk.
"Dalam kasus khusus ini, karena penumpang duduk berdekatan dengan pintu darurat, jelas ini adalah kursi paling aman hari itu," kata Ron Bartsch, Ketua AvLaw Aviation Consulting yang berpusat di Sydney.
"Namun tidak selalu 11A, hanya 11A pada konfigurasi Boeing 787-8 Dreamliner ini." tambahnya.
Menempati kursi di dekat pintu darurat, seperti Ramesh, dapat memberi kesempatan lebih besar untuk menjadi salah satu orang pertama yang keluar dari pesawat. Meskipun beberapa pintu keluar banyak yang tidak berfungsi setelah kecelakaan.
Duduk di dekat lorong menawarkan akses keluar lebih cepat, tetapi meningkatkan kemungkinan terkena barang bawaan yang jatuh dari kompartemen atas.
Kejadian jatuhnya barang bawaan dari kompartemen atas lebih sering terjadi daripada kecelakaan besar. Lantas, dimanakah letak kursi yang paling aman di pesawat ?
Kursi Bagian Depan Pesawat Berisiko Lebih Tinggi
Beberapa penelitian telah mencoba menjawabnya, mengindikasikan bahwa kursi di bagian belakang pesawat mungkin memiliki sedikit keunggulan dalam hal peluang bertahan hidup dalam situasi darurat.
Sebuah studi komprehensif majalah Popular Mechanics yang menganalisis kecelakaan pesawat dari tahun 1971 hingga 2005 menyebutkan bahwa penumpang yang duduk di bagian belakang pesawat memiliki peluang selamat 40% lebih tinggi.
Angka ini jauh lebih baik dibandingkan mereka yang berada di bagian depan atau tengah kabin pesawat terbang.
Kursi di bagian depan pesawat dinilai lebih rentan saat kecelakaan. Posisinya yang dekat dengan titik benturan pertama, terutama dalam skenario pendaratan darurat atau tabrakan di darat, membuat area ini menerima dampak awal dari benturan.
Hal ini menjadikan kursi depan berisiko lebih tinggi dibandingkan kursi penumpang di bagian belakang pesawat.
Kemudian, ada lagi studi yang dilakukan oleh jurnalis Inggris Max Foster, pasca kecelakaan Azerbaijan Airlines di Kazakhstan, yang turut memperkuat temuan ini.
Berdasarkan data dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), penumpang di bagian depan pesawat memiliki peluang selamat 49%.
Sementara itu, mereka yang duduk di sekitar sayap pesawat sedikit lebih baik dengan 59%, dan yang paling unggul adalah penumpang di bagian belakang dengan peluang selamat 69%.
Baca Juga: Mengapa Burung Jadi Kambing Hitam di Desember Kelabu Penerbangan?
Namun, posisi belakang juga bukan tanpa risiko. Dalam kecelakaan, jika ekor pesawat menyentuh tanah lebih dulu, potensi korban di bagian belakang bisa lebih tinggi.
Kendati statistik menunjukkan keunggulan keselamatan, uniknya kursi di bagian belakang pesawat seringkali kurang diminati penumpang.
Alasannya beragam, mulai dari letaknya yang dekat dengan toilet, ukuran kursi yang cenderung lebih sempit, hingga sandaran kursi yang sering kali tidak dapat direbahkan, sehingga mengurangi kenyamanan selama penerbangan.
Tidak Ada Bagian Pesawat 'Lebih Aman'
Di sisi lain, Federal Aviation Administration (FAA) menegaskan bahwa tidak ada bagian pesawat yang secara mutlak lebih aman dibandingkan bagian lainnya.
Keamanan dalam penerbangan sangat bergantung pada jenis dan kekuatan kecelakaan itu sendiri, serta faktor lain seperti kondisi cuaca dan respons cepat awak pesawat.
Selain itu, desain kabin pesawat telah berkembang dan didesain untuk meningkatkan keselamatan penumpang dalam situasi darurat.
Inovasi ini mencakup jalur penerangan di lantai, sistem deteksi dan pemadam kebakaran, material kabin tahan api, serta akses yang lebih baik ke pintu darurat.
Meskipun posisi kursi dapat memengaruhi peluang keselamatan, hal terpenting adalah selalu mengikuti instruksi keselamatan yang diberikan oleh awak pesawat dan mematuhi prosedur darurat yang sudah ditentukan.
Kesiapan dan respons yang tepatlah yang akan menjadi penentu utama keselamatan dalam situasi kritis. (est)
Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram TheStanceID.