Francesco Acerbi, Simbol Remontada Sesungguhnya

Kematian sang ayah membuatnya terpuruk secara mental. Sempat tenggelam dengan alkohol dan berjuang melawan kanker. Di usia yang sudah tak muda lagi, Acerbi mampu bangkit dan menjadi pahlawan Inter Milan.

By
in Soul Nutrient on
Francesco Acerbi, Simbol Remontada Sesungguhnya
Bek tengah Inter Milan, Francesco Acerbi.

Jakarta, TheStanceID – Laga sudah memasuki menit tambahan alias injury time, Inter Milan pun masih tertinggal 1 gol dari sang tamu Barcelona. Bahkan, ribuan fans Inter yang kecewa dan putus asa, mulai meninggalkan stadion Giuseppe Meazza, dua menit memasuki masa injury time.

Hingga akhirnya, Francesco Acerbi menjadi pahlawan Inter Milan di semifinal Liga Champions 2024/2025 yang dramatis dan oleh para penggemar sepakbola disebut-sebut menjadi salah satu laga terbaik di liga champions musim ini. Pemain tertua di lapangan itu mampu mencetak gol penyeimbang pada menit ke-93.

Gol pertama Acerbi di kancah eropa tersebut memaksa laga melawan Barcelona dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Meski Davide Frattesi mencetak gol kemenangan Inter 4-3, sorotan tetap tertuju pada Acerbi, sang veteran.

Sontekan tajam Acerbi dari sudut sempit menjadi momen emosional yang akan dikenang selamanya. Gol ini bisa menjadi puncak dalam karier panjangnya yang penuh perjuangan.

Karier yang Panjang dan Berliku

Francesco Acerbi - Inter Milan

Francesco Acerbi adalah satu contoh dari segelintir pesepak bola dunia yang justru bersinar di masa-masa menjelang pensiun seorang pemain profesional. Mau tahu usianya ? Iya, 37 tahun.

Tapi, sekali lagi, Acerbi berhasil membuktikan usia hanyalah angka.

"Ini merupakan pencapaian tertinggi dalam karir Acerbi, yang telah melewati masa-masa sulit, terutama ketika dia dua kali didiagnosis menderita kanker testis pada 2013," tulis Sporting News.

Francesco Acerbi memulai karir di klub Pavia, yang saat ini bermain di kasta kelima sepak bola Italia. Dia melakukan debut senior pada April 2006, dengan total 48 penampilan untuk klub selama empat tahun berikutnya.

Lalu, ia sempat dipinjamkan ke klub Serie D, Renate pada Januari 2007. Acerbi muda kemudian sempat menjajal beberapa klub lainnya seperti Triestina dan Spezia pada rentang 2007–2008.

Setelah satu tahun di Reggina, kemudian bermain di Serie B, dia pindah ke Chievo Verona pada 2011. Di Chievo, ia akhirnya menjalani debut di Serie A.

AC Milan mendatangkannya pada 2012 dan sempat bermain bersama Robinho dan Mario Balotelli. Namun, hanya enam bulan kemudian, ia dijual ke Genoa dan kembali dipinjamkan ke Chievo.

Stabilitas baru didapat saat bergabung dengan Sassuolo pada 2013. Di sana ia bertahan selama lima musim sebelum pindah ke Lazio.

Pada musim 2022/2023, Acerbi dipinjamkan ke Inter dan dipermanenkan setahun kemudian. Secara keseluruhan, ia sudah membela sepuluh klub berbeda sepanjang kariernya.

Depresi Ditinggal Ayah dan Mengidap Kanker

Acerbi Sassuolo

Perjuangan terberat Acerbi justru terjadi di luar lapangan. Ia pernah mengalami depresi mendalam setelah ayahnya meninggal dunia pada Februari 2012 atau tepat sebelum Acerbi bergabung dengan raksasa Italia, AC Milan.

Kematian sang ayah membuatnya terpuruk secara mental dan membuatnya menjalani gaya hidup yang tak baik. Ia pun mulai mengonsumsi alkohol secara berlebihan untuk melupakan rasa sakitnya akibat kehilangan sosok ayah.

Bukan tanpa alasan Acerbi begitu depresi. Dalam sebuah wawancara di L'Ultimo uomo, Acerbi pernah mengatakan bahwa ia hanya bermain sepak bola untuk ayahnya.

Kabar duka itu tentu menjadi pukulan berarti baginya. Kariernya jatuh dan ia mencapai titik terendah dalam kariernya.

Acerbi menceritakan, pernah suatu ketika ia datang latihan dalam keadaan mabuk dan hanya tidur beberapa jam pada malam harinya.

Di usia yang seharusnya prima sebagai pesepak bola, Acerbi justru melewatkannya.

Penderitaannya tak berhenti disitu. Saat baru bergabung dengan Sassuolo pada 2013, ia didiagnosis menderita kanker testis. Ia pun menjalani dua kali operasi dan harus melakukan serangkaian terapi serta pemulihan. Hal itu membuatnya rehat dari lapangan selama semusim penuh.

Namun, dasar Acerbi, banyaknya ujian membuat mentalnya kali ini jauh lebih kuat. Acerbi justru menganggap kanker menyelamatkan hidupnya. Ia merasa mendapatkan semangat baru dan sudut pandang hidup yang berbeda.

Setelah benar-benar sembuh dari kanker dan menjauhkan diri dari alkohol, Acerbi perlahan bangkit. Di Sassuolo, ia menjadi bek inti yang tampil reguler di Serie A dari musim 2014/2015 hingga 2017/2018.

Di suatu kesempatan, Ia pernah berkata, "Kanker membuat saya kembali hidup. Saya mulai melihat dunia dengan cara yang telah saya lupakan."

"Saya berhenti takut. Saya mulai fokus pada hal-hal sederhana dan tidak lagi bermimpi muluk." tambahnya.

Remontada dan Jadi Pahlawan Inter Milan

Gol acerbi

Gol Acerbi ke gawang Barcelona menjadi krusial karena berhasil memperpanjang nafas timnya untuk bisa menyamakan kedudukan dan memaksa perpanjangan waktu hingga akhirnya comeback alias balik unggul di akhir laga.

Acerbi memang istimewa. Ia yang notabene seorang bek tengah dalam kondisi terdesak, memutuskan maju ke depan sebagai striker darurat dan mampu mencetak gol penentu.

Gol tersebut tidak hanya menyelamatkan mimpi Inter di Liga Champions, tetapi juga menjadi simbol kemenangan pribadi Acerbi atas segala rintangan dalam hidupnya.

Di sepakbola ada sebutan"Remontada", sebuah istilah yang belakangan viral di kalangan penggemar sepakbola yakni sebuah kondisi dimana tim mampu bangkit dan mampu mengejar ketertinggalan dan membalikan keadaan mereka hingga akhirnya berhasil menjadi pemenang diakhir laga.

Remontada menjadi simbol harapan dan motivasi yang bisa menggerakkan semangat tim dan supporter untuk bisa membalikkan keadaan.

Istilah ini kemudian meluas maknanya tidak hanya soal angka di papan skor, tapi juga soal semangat juang, keajaiban, dan kebangkitan yang menginspirasi banyak orang.

Berhasil melawan kanker dan kesedihan mendalam akibat ditinggalkan sosok Ayah, hingga kemudan bangkit dan akhirnya menjadi pahlawan sejati Inter Milan menjadikan Acerbi adalah sosok remontada sesungguhnya. (est)

Simak info kebijakan publik & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram TheStanceID.

\