Oleh Abdullah Hehamahua, aktivis dan politikus Islam Indonesia yang menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi, pernah menjadi penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (2005–2013) dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) periode 1978–1981.

Saya bangga ketika dilantik sebagai Wakil Ketua Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) periode 2001–2004. oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) di Istana Negara.

Ada perasaan sombong. Sebab, dari ratusan calon, saya salah seorang yang lolos proses seleksi. Ternyata, ketika terbaring lemah di rumah sakit, saya sadari bahwa jabatan yang saya sandang adalah rahmat dan iradah Allah SWT.

Saya pun bangga menjadi penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama delapan tahun (2005–2013). Ada rasa sombong. Sebab, dari ratusan calon, hanya dua orang yang lolos seleksi. Saya salah seorang yang terpilih.

Saya, di atas pembaringan rumah sakit, sadar bahwa, jabatan yang saya emban itu adalah rahmat dan iradah Allah SWT.

Saya juga bangga atas diri sendiri dengan ibadah ubudiah yang saya lakukan secara rutin. Sebab, saya biasa shaum Nabi Daud selama puluhan tahun. Harapan saya, di akhirat nanti saya bisa masuk surga melalui pintu shaum.

Saya, boleh dibilang, tidak pernah tinggalkan shalat malam, baik tahajjud maupun witir. Harapan saya, di akhirat kelak, saya bisa masuk surga melalui pintu tahajjud dan witir.

Saya juga senantiasa membaca Al-Qur’an, satu sampai dua halaman sesudah shalat lima waktu ketika berada di rumah. Harapan saya, bacaan Qur’an itu akan menemani saya di dalam kubur.

Saya pun bangga karena sering membantu orang yang memerlukan bantuan keuangan. Harapan saya, di akhirat nanti, saya bisa masuk surga melalui pintu kedermawanan.

Saya pun bangga karena sering masuk keluar tahanan dan penjara ketika berjuang melawan kediktatoran dan kezaliman penguasa.

Bahkan, pada usia 73 tahun, saya masih memimpin unjuk rasa di Mahkamah Konstitusi (MK) atas putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Astagfirullah!!! Saya sadari sewaktu terbaring lemah di rumah sakit, ada riwayat panjang dari Rasulullah SAW yang mengatakan, tiga golongan akan masuk neraka. Tragisnya, saya termasuk dalam tiga golongan tersebut.

Tiga Golongan yang Masuk Neraka

introspeksi

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Orang yang pertama kali diputuskan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid di jalan Allah. Lalu dia didatangkan, kemudian Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya, maka dia pun mengenalinya

Allah berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?' Orang tersebut berkata, 'Aku telah berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid.'

Lalu Allah SWT berkata, 'Engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan itu supaya disebut sebagai seorang pemberani dan ucapan itu telah dilontarkan.'

Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah), sampai dia pun dilemparkan di neraka.

Kemudian ada orang yang belajar agama dan mengajarkannya, serta membaca Al-Qur’an. Lalu orang itu didatangkan, lalu Allah SWT memperlihatkan nikmat-Nya dan orang itu pun mengenalinya.

Allah berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?' Orang itu menjawab, 'Aku telah belajar agama, mengajarkannya dan aku telah membaca Al-Qur’an.'

Allah berkata, 'Engkau dusta, akan tetapi engkau belajar agama supaya disebut orang alim dan engkau membaca Al Quran supaya disebut qari’ dan ucapan itu telah dilontarkan.'

Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia pun diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah) sampai dia pun dilemparkan di neraka.'

Kemudian ada seorang laki-laki yang diberikan kelapangan oleh Allah dan menganugerahinya segala macam harta. Lalu dia pun didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-Nya itu dan orang itu pun mengenalinya.

Allah SWT berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?' Orang itu mengatakan, 'Aku tidak meninggalkan satu jalan pun sebagai peluang untuk berinfak melainkan aku berinfak di situ semata-mata karena-Mu.'

Allah SWT berkata, 'Kau bohong, kau melakukan seperti itu supaya disebut dermawan dan ucapan itu telah dilontarkan.' Maka orang itu diperintahkan untuk dibawa, lalu dia pun diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah), lalu dilemparkan ke neraka."

Manusia Jangan Sombong

Hadits di atas dengan jelas dan tegas menetapkan, seluruh ibadah ubudiyah dan muamalah seorang hamba hanya mengharapkan ridha Allah. Hal ini selalu kita ucapkan dalam setiap shalat:

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS Al An’am: 162).

Rabiyah Al Adawiyah, seorang sufi perempuan yang tersohor, berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas kemudian bermunajah:

“Ya Allah, jika surga mengakibatkan aku jauh dari-Mu, maka janganlah masukkan aku ke dalam surga. Jika neraka membuat aku dekat dengan-Mu, maka masukkanlah aku ke dalam neraka.”

Baca Juga: Paradoks Easterlin: Kaya Tidak Identik dengan Bahagia

Simpulannya, saya, anda, pembaca, bahkan semua makhluk di alam ini tidak boleh sombong, sekalipun dia seorang pahlawan, ahli ibadah, dan dermawan.

Sebab, semua status tersebut adalah rahmat dan iradah Allah SWT. Olehnya, hanya Allah SWT yang berhak sombong.***

Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram The Stance.