Libas Brasil, Timnas eFootball Buktikan eSport Indonesia Berdaya Saing
Harumkan nama Indonesia di Piala Dunia, Timnas eFootball bawa eSport setingkat lebih tinggi, sebagai profesi menjanjikan.

Jakarta, TheStanceID - Timnas eFootball Indonesia menjuarai FIFAe World Cup 2024 usai mengalahkan Brasil di partai final, Kamis (12/12/2024) malam WIB. ESport makin berpeluang menjadi kunci Indonesia mengejar prestasi olahraga di kancah dunia.
Timnas Indonesia yang diwakili Rizky Faidan, Elga Cahya, dan Akbar Paudie keluar sebagai pemenang di partai final yang memakai sistem best of three. Rizky dkk menang dengan skor 2-0 dalam pertandingan yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.
Keberhasilan di kategori eFootball Console itu membuat Indonesia sukses mengawinkan gelar juara FIFAe World Cup, setelah sebelumnya memenangi kategori eFootball Manager yang berlangsung di Liverpool pada 29 Agustus-1 September 2024.
Saat itu Indonesia yang diperkuat Ichsan Taufiq (pelatih) dan Budi Muhamad Manar Hidayat (asisten pelatih) tampil luar bisa dengan mengalahkan Jerman dengan skor agregat 8-2 di laga final.
Ketua Harian Pengurus Besar (PB) Esports Indonesia (ESI) Bambang Sunarwibowo menilai capaian tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk unggul di ajang ekosistem eSport dunia.
“Prestasi ini tentunya menjadi kebanggaan besar bagi kita semua, sekaligus bukti nyata bahwa talenta Indonesia di bidang esports mampu bersaing di tingkat internasional.,” tuturnya kepada TheStanceID, pada Sabtu (14/12/2024).
Sebagai informasi, ada empat kategori game yang diperlombakan dalam ajang FIFAe World Cup 2024 yaitu eFootball Console, eFootball Mobile, eFootball Manager, dan Rocket League.
Wakil Malaysia menjuarai kategori eFootball Mobile usai mengalahkan Maroko 3-0 dan 2-0 di laga final, Kamis (12/12/2024). Sedangkan untuk kategori Rocket League dimenangkan wakil Arab Saudi yang sukses mengalahkan Prancis 4-1.
Dengan dua kategori dimenangkan Indonesia, ucapan selamat dan apresiasi pun ramai mengalir di linimasa. Ibarat menyalip di tikungan, prestasi Timnas eFootball Indonesia yang keluar sebagai juara FIFAe World Cup 2024 menarik perhatian warganet.
Pasalnya, tak semua orang mengerti bagaimana eSport Indonesia bisa menjadi sedemikian maju, di samping—tentu saja—karena dahaga fans timnas sepakbola Indonesia yang nirgelar di level dunia.
Awal Mula Esport di Indonesia
Esport, atau olahraga elektronik, telah menjelma menjadi fenomena budaya pop yang mencengangkan. Mengutip perenasi.ac.id, perkembangan esport di Indonesia dimulai pada awal tahun 2000-an.
Saat itu, akses internet masih terbatas. Namun, komunitas penggemar game tumbuh pesat. Keberadaan warung internet (warnet) menjadi tempat berkumpul para pemain game untuk berkompetisi atau sekadar bermain bersama.
Permainan seperti Counter-Strike, Dota, dan Point Blank menjadi primadona pada masa itu. Turnamen-turnamen lokal di warnet-warnet kecil mulai digelar, menciptakan panggung pertama bagi bakat-bakat muda di dunia eSport.
Puncaknya pada tahun 2002 berlangsung ajang kompetisi gim pertama nasional yakni World Cyber Games (WCG) di 8 kota di Indonesia, yang diselenggarakan oleh komunitas Liga Game. Yang dipertandingkan baru sebatas game berbasis komputer.
Meski demikian, perkembangan eSport saat itu masih menghadapi tantangan, salah satunya adalah minimnya pemahaman dan dukungan masyarakat luas. ESport sering kali dianggap sebagai kegiatan yang tidak produktif alias tak bermanfaat.
Selain itu, keterbatasan infrastruktur juga menjadi kendala. Akses internet yang tidak merata di seluruh wilayah Indonesia membuat sebagian besar komunitas game harus berjuang keras untuk tetap eksis dan berkembang.
Demokratisasi Esport di Indonesia
Menurut catatan TheStanceID, Demokratisasi eSport terjadi ketika ponsel pinter berbasis android berkembang dengan app pada 2008. Ponsel pinter semakin membanjiri pasar dan menjadi “joystick” serbaguna bagi penggemar game mobile.
Game seperti Dota 2, Mobile Legends, dan PUBG Mobile menjadi pionir dalam membangun ekosistem eSport Tanah Air. Para pemain gim tidak lagi dianggap sebagai hobi semata, tetapi juga sebagai profesi yang sah.
Pelaku gim mobile bermunculan dan membangun tim yang meramaikan berbagai turnamen. Beberapa pejabat Polri termasuk di antaranya yakni Budi Gunawan, Marciano Norman, dan Bambang Sunarwibowo.
Puncaknya pada 18 Januari 2020, mereka mendirikan ESI di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia. Dalam kurun waktu 4 tahun, mereka telah memiliki cabang di 34 provinsi dan 512 kabupaten seluruh Indonesia.
Pengalaman Karir Terbaik
Kapten Timnas Indonesia eFootball Rizky Faidan mengungkapkan perasaan bahagia setelah menjuarai FIFAe World Cup 2024. Usai meraih trofi, Rizky mengatakan keikutsertaannya di FIFAe World Cup merupakan pengalaman terbaik dalam kariernya.
"Ini pengalaman terbaik dalam karir," ucapnya sambil menepuk-nepuk trofi yang digendongnya, sebagaimana diunggah dalam video di Instagram FIFAe.
Rizky pun mengaku senang karena fans Garuda di Arab Saudi datang untuk mendukung perjuangan Timnas eFootball Indonesia.
"Luar biasa. Saya senang dengan keramaiannya, tekanannya, saya suka semuanya. Saya ucapkan terima kasih kepada semua fans Indonesia. Terima kasih dukungannya lewat internet sampai sekarang," kata Rizky.
Selain membawa pulang kebanggaan sebagai juara dunia, tim Indonesia juga berhak atas hadiah utama sebesar US$20.000 (sekitar Rp319 juta) serta sebuah trofi bergengsi.
Esport Semakin Digemari
Keberhasilan Indonesia di level internasional dimulai ketika beberapa tim berhasil menjuarai turnamen bergengsi seperti SEA Games. Selain itu, keberhasilan tim-tim seperti Alter Ego, RRQ, dan EVOS menjadi bukti keunggulan talenta eSport Indonesia.
Terbaru, dengan prestasi Timnas eFootball Indonesia yang berhasil keluar sebagai juara FIFAe World Cup 2024 perkembangan eSport di Indonesia pun semakin menjanjikan di masa depan.
Dengan infrastruktur internet yang semakin baik dan pemahaman masyarakat yang meningkat, eSport memiliki potensi untuk menjadi industri besar yang membuka banyak lapangan pekerjaan.
PB ESI berharap pemerintah dan sektor swasta terus mendukung perkembangan eSport di Indonesia, baik melalui penyediaan fasilitas, pembinaan atlet, maupun pengembangan ekosistem yang lebih profesional dan berkelanjutan.
“Dengan kolaborasi yang kuat, kita dapat menciptakan lebih banyak peluang, tidak hanya bagi para atlet, tetapi juga bagi berbagai profesi lainnya di industri eSports. Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk terus maju dan membawa nama Indonesia semakin dikenal di kancah eSports dunia,” kata Bambang selaku Ketua Harian PB ESI.
Berawal dari warnet-warnet kecil, esports kini menjelma menjadi ikon kebanggan nasional berkat capaian Timnas eFootball Indonesia. Meski belum pernah memenangi Piala Dunia di rumput hijau, setidaknya Indonesia menang di “rumput digital.” (est)