Kesuksesan di Mata Keanu Reeves: Bahagia Apa Adanya
Keanu seolah sudah terlepas dari jeratan dunia, memilih menjalani hidup mengejar keberkahan.

TheStanceID - Semua orang tentu berambisi meraih kekayaan dan kesuksean. Namun ada juga yang berambisi untuk hidup tenang dan merasa bahagia dari situasi yang bersahaja, apa adanya.
Jika ambisi tidak dibarengi keseimbangan dalam memandang capaian hidup, maka siap-siaplah kekecewaan akan menerpa sendi-sendi kehidupan kita dan melunturkan rasa 'bahagia.'
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambisi adalah keinginan, hasrat, atau nafsu yang besar untuk mencapai sesuatu. Ambisi menjadi sukses, ambisi menjadi terpelajar, atau ambisi dalam meraih kekayaan.
Namun apakah ambisi yang tercapai otomatis akan membuat seseorang bahagia? Bagaimana jika ambisi untuk kaya, misalnya, dicapai dengan mengorbankan nilai moral, hukum, kebaikan bersama, atau kesejahteraan orang lain?
Seorang pengusaha sukses bisa saja mencapai ambisinya dengan membangun bisnis berbasis inovasi dan produk berkualitas, serta memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Namun, ambisi yang sama juga bisa diraih dengan menjalankan model bisnis yang tak berkelanjutan seperti merusak lingkungan atau melanggar hukum. Hasil akhirnya tetap sama: menjadi kaya.
Lalu jika targetnya adalah sama-sama mencapai ambisi duniawi, apakah etika masih relevan? Dan apakah aspek 'etis-tak etis' akan berimbas terhadap kadar kebahagiaan atas capaian yang sudah dicapai tersebut?
Pertanyaan demikian senantiasa menjadi bahan pemikiran mendalam para filosof, agamawan, dan pemerhati etika.
Kaya dengan Segala Cara
Ambisi yang begitu tinggi dalam mengejar kekayaan berkonsekuensi pada hilangnya standar benar dan salah. Prinsip, moral dan etika kerap diabaikan dan berujung pada ketidakjujuran, penipuan, hingga eksploitasi sesama manusia.
Di Indonesia, ambisi untuk mengejar kekayaan dengan mengorbankan etika dan nilai kehidupan kita kenal sebagai Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) hingga fraud.
Salah satu selebritas di Indonesia yang kemewahannya disanjung adalah Sandra Dewi, yang kerap flexing barang dan gaya hidup mewah di media sosial dan membuat para penggemarnya berdecak kagum. Sesekali, kutipan agamis dikemukakan.
Namun realita pahit di balik bangunan penuh kemilau itu terungkap ketika suaminya, Harvey Moeis, ditangkap pihak berwajib dalam kasus korupsi terkait pengelolaan tata niaga komoditas timah di Indonesia.
Negara diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp300 triliun, terbesar dalam sepanjang sejarah NKRI. Maka, runtuhlah semua citra yang selama ini ditampilkannya terkait: keluarga ideal yang kaya raya dan bahagia.
Ironisnya, beberapa aset yang disita Kejaksaan Agung tercatat atas nama Sandra Dewi. Meski mereka memiliki perjanjian pisah harta, pengadilan memutuskan tetap menyita aset-aset tersebut sebagai bagian dari upaya pengembalian kerugian negara.
Tidak lupa juga seperti kasus investasi bodong yang dilakukan Indra Kenz dan Doni Salmanan, tak hanya flexing gaya hidup mewahnya, mereka juga flexing aksi sosial mereka di media sosial, dengan asumsi bisa "menginspirasi" banyak orang.
Rupanya kemewahan tersebut didapatkan dari skema penipuan (binary option). Gaya hidup mewah itu tak lain hanyalah umpan untuk menarik masyarakat agar ikut "berinvestasi."
Kerugian korban dari Indra Kenz mencapai Rp83,3 miliar sedangkan korban dari Doni Salmanan sebesar Rp24 miliar.
Itu modus yang umum dilakukan oleh mereka yang punya akses pada kekuasaan. Yang tak berkuasa, di masyarakat menengah bawah, kita sering melihat modus kejahatan dengan cara menipu, menghipnotis, menganiaya, membegal, hingga membunuh.
Apakah mereka semua berbahagia dengan aksi itu? Hanya hati masing-masing yang bisa menjawab. Namun yang pasti, ratusan atau bahkan ribuan korban mereka, menanggung kedukaan akibat dampak "ambisi gila" mereka.
Pelajaran dari Keanu Reeves
Di antara bintang-bintang Hollywood, ada aktor Keanu Charles Reeves yang rendah hati dan jauh dari kesan materialistis. Sikap sederhana yang dia tunjukkan membuatnya dikagumi, bukan hanya sebagai aktor, tetapi juga sebagai pribadi yang inspiratif.
Di dunia hiburan yang penuh dengan persaingan dan ambisi tinggi, Keanu Reeves membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu harus dibarengi dengan sikap ambisius yang berlebihan.
Jika kebanyakan selebritas mengejar ketenaran dan kekayaan, Keanu Reeves tidak terobsesi dengan dua hal tersebut. Ia menjalani karirnya dengan penuh profesionalisme tetapi tetap rendah hati.
Dikenal karena perannya dalam berbagai film sukses seperti The Matrix, John Wick, dan Speed, dia justru viral di media sosial karena gaya hidupnya yang bersahaja, jauh dari glamorisme.
Jika melihat masa lalunya, kehidupan masa kecil pria kelahiran 2 September 1964 ini memang tidak mudah. Ia harus menghadapi perceraian orang tuanya, berpindah-pindah tempat tinggal, dan mengalami berbagai kesulitan dalam pendidikan.
Memasuki kedewasaan, kesuksesan yang diraihnya malah dibarengi kenyataan pahit. Pada akhir 1990-an, Keanu menjalin hubungan dengan Jennifer Syme dan menantikan kelahiran anak pertama mereka.
Namun pada tahun 1999, Jennifer melahirkan bayi perempuan bernama Ava Archer Syme-Reeves dalam kondisi meninggal dunia. Kehilangan ini menjadi pukulan berat bagi Keanu dan Jennifer.
Kesedihan mereka semakin mendalam ketika kurang dari 2 tahun kemudian, Jennifer mengalami kecelakaan mobil tragis dan meninggal dunia pada tahun 2001.
Keluarga Terdekat Tertimpa Kemalangan
Keanu, yang tengah berada di puncak karirnya, menghadapi kenyataan pahit kehilangan dua orang yang sangat ia cintai dalam waktu singkat.
Sekonyong-konyong cobaan kembali mendera, ketika sang adik, Kim Reeves, divonis Leukimia. Keanu memilih menemani Kim selama pengobatan dan membantunya melewati berbagai terapi medis hingga kembali pulih.
Menghadapi berbagai tragedi, Keanu kian menghargai kehidupan dan tidak begitu terikat pada harta atau ketenaran. Ia memilih mengejar kebahagiaan dengan menjalani hidup tenang, jauh dari gegap-gempita, dan sorotan.
Dia memilih lebih fokus pada hubungan antarmanusia daripada materi. Hal itu juga tercermin ketika Keanu dikenal sering menggunakan transportasi umum, terutama kereta bawah tanah (subway).
Sejumlah saksi menyebutkan bahwa Keanu kerap kali terlihat menggunakan transportasi umum dan selalu memberikan tempat duduknya untuk penumpang lain.
Dia tidak membiarkan luka masa lalu mengubahnya menjadi pribadi yang pahit. Sebaliknya, ia menggunakan pengalamannya untuk lebih berempati terhadap orang lain yang juga mengalami penderitaan.
Hal ini tercermin dalam sikapnya yang rendah hati, dermawan, dan selalu berusaha membantu orang lain tanpa mencari perhatian.
Dalam sebuah wawancara, ketika ditanya tentang apa yang terjadi setelah seseorang meninggal, Keanu menjawab dengan penuh kesadaran dan ketulusan: "Yang saya tahu adalah mereka yang mencintai kita akan merindukan kita."
Bahagia Tanpa Bergantung Materi
Kisah hidup Keanu mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari kesuksesan materi, tetapi dari bagaimana kita menjalani kehidupan dengan ketabahan, empati, dan hati yang tulus.
Meski memiliki kekayaan ratusan juta dolar, Keanu tetap hidup sederhana, sering terlihat menggunakan transportasi umum, makan di tempat biasa, dan mengenakan pakaian sederhana.
Ia juga tidak ragu untuk berbagi dengan orang lain. Sebagian besar penghasilannya dari film The Matrix dibagikannya kepada kru film dan tim efek visual, karena ia merasa bahwa mereka juga berkontribusi besar dalam kesuksesan film tersebut.
Selain itu, ia juga mendirikan yayasan amal yang membantu penderita kanker dan anak-anak yang membutuhkan. Semua dijalani tanpa pamrih, tanpa dia mencantumkan namanya karena ia tidak ingin disorot atas kebaikan yang dilakukannya.
Dari situ, terlihat bahwa Keanu menganggap kebahagiaan tidak hanya berasal dari kekayaan atau popularitas, tetapi dari bagaimana seseorang menjalani hidup dengan baik, membantu sesama, dan tetap bersyukur sebagaimana pernah ia katakan:
"Uang bukanlah sesuatu yang saya pikirkan. Saya bisa hidup dengan apa yang saya miliki. Yang terpenting adalah bagaimana saya menikmati hidup dan bisa membantu orang lain."
Pandangan Keanu ini layak untuk menjadi referensi ketika warganet kian terseret arus gaya hidup di media sosial, di mana pamer capaian (kekayaan, aset, prestasi, dll) kerap dianggap sebagai kewajaran.
Semua ingin meniru, mengejar "kesuksesan" ala flexing tersebut. Orang-orang lebih ingin terlihat kaya di media sosial, ketimbang berbuat kebajikan di dunia nyata, dalam diam dan keikhlasan.
Bagi Keanu, dia sudah lepas dari jeratan dunia dan mencoba mengejar keberkahan--sebuah kondisi yang dalam ajaran Islam dicapai ketika tiga situasi terpenuhi: bahagia ketika berbuat baik, konsisten dengan itu, dan bersabar ketika kembali diuji. (par)
Untuk menikmati berita cepat dari seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.