Senin, 04 Agustus 2025
Term of Use Media Guidelines

Bondowoso Buktikan Kurban Bebas Plastik Bisa Bikin UMKM Tersenyum

Plastik sekali pakai masih menjadi alat bungkus daging kurban yang paling banyak dipakai masyarakat. Surat Edaran KLH tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 2025 Tanpa Sampah Plastik dinilai belum efektif. Kepala Daerah pun dituntut lebih kreatif.

By
in Big Shift on
Bondowoso Buktikan Kurban Bebas Plastik Bisa Bikin UMKM Tersenyum
Ilustrasi daging kurban yang dibungkus dengan besek

Jakarta, TheStanceID – Plastik sekali pakai masih menjadi alat bungkus daging kurban yang paling banyak digunakan masyarakat selama perayaan Iduladha. Akibatnya, sampah plastik meningkat signifikan. Kemasan daging kurban yang lebih ramah lingkungan perlu didorong.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2023, Indonesia menghasilkan sekitar 56,6 juta ton sampah, di mana 18% di antaranya atau sekitar 10 juta ton merupakan sampah plastik.

Namun, hanya sekitar 39% dari total sampah tersebut yang berhasil dikelola secara layak. Kondisi ini menandakan darurat lingkungan yang membutuhkan penanganan sistematis dan menyeluruh.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024, timbunan sampah nasional mencapai 64 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 12% atau 7,68 juta ton di antaranya termasuk sampah plastik.

Fenomena ini membuat Indonesia masuk sebagai 10 negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia bersama India dan Cina, berdasarkan penelitian Joshua W. Cottom, Ed Cook dan Costas A. Velis yang dipublikasikan di Jurnal Nature.

Bagaimana dengan penggunaan plastik di Idul kurban tahun ini ?

Meskipun Indonesian Development and Islamic Studies (IDEAS) memprediksi jumlah pelaksana kurban tahun ini turun dari 2,16 juta orang (2024) menjadi sekitar 1,92 juta orang, penggunaan kantong plastik sekali pakai sebagai bungkus daging kurban masih tetap tinggi.

Kurban Tanpa Plastik

bungkus plastik

Sejak 2015, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terus melakukan kampanye “Rayakan Idul Adha Tanpa Kantong Plastik” guna mengurangi sampah plastik. Kampanye ini dilakukan melalui surat edaran kepada pemerintah kabupaten/wali kota dan provinsi.

Tujuannya untuk mengurangi dan menangani sampah hari raya Iduladha dan memperkuat peran aktif pemerintah daerah mengurangi sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA).

Bahkan, sejak 2009, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga melarang penggunaan kantong plastik kresek hitam untuk wadah makanan.

Pasalnya, kantong plastik berwarna hitam berasal dari proses daur ulang yang tidak diketahui asal usul yang mungkin bisa beracun. Bisa dari pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, sampai limbah logam berat.

Kresek juga dinilai tidak aman dan berbahaya untuk bungkus daging. Daging yang dibungkus kresek akan mudah lembab dan protein tinggi di dalamnya menjadi media pertumbuhan mikroba sehingga proses pembusukan menjadi lebih cepat.

Tahun ini Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dalam Surat Edaran Nomor 04 tahun 2025 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha 2025 Tanpa Sampah Plastik kembali mengingatkan pelaksanaan pembagian atau pendistribusian daging kurban yang berpotensi meningkatkan sampah plastik ketika menggunakan kantong plastik sekali pakai.

"Momentum penyelenggaraan Hari Raya Idul Adha 2025 Masehi (1446 Hijriah) jatuh pada bulan Juni 2025 bersamaan dengan penyelenggaraan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang mengusung tema ‘Mengakhiri Polusi Plastik’ terasa sangat tepat kita mulai dengan semangat untuk menjaga kondisi tetap minim sampah," jelasnya.

Sampah Plastik Iduladha Capai 119 juta

hanif Faisol

Dalam edaran yang ditandatangani pada 22 Mei 2025, KLH mengingatkan pengganti kantong plastik dapat menggunakan bahan daun seperti daun pisang atau daun jati

Atau, bisa juga memakai wadah anyaman, besek atau wadah lain yang dapat digunakan kembali serta dapat dikomposkan dan tidak menghasilkan sampah plastik.

Edaran ini dikeluarkan KLH merujuk pada jumlah konsumsi hewan kurban tahun 2024 sebanyak 1.743.051 ekor, terdiri atas kambing, sapi, domba dan kerbau.

Saat itu timbulan sampah kantong plastik mencapai 119 juta lembar. Lantaran masih banyak pihak yang menggunakan kantong plastik sekali pakai untuk penyaluran daging kurban.

Meski demikian, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK melaporkan, tahun 2023, sebanyak 81 kabupaten/kota sudah menerapkan usaha mengurangi sampah plastik.

Total diharapkan bisa mencegah timbulan sampah plastik sebanyak 666.000 lembar atau 2 ton lebih.

Sejumlah daerah juga memiliki beragam jenis wadah alternatif untuk daging kurban. Meliputi anyaman daun nipah di Aceh, anyaman daun Gamutu di Maluku, bronsong, kreneng, purun di Kalimantan Selatan.

Surat Edaran Tidak Efektif

Hermawan Some

Koordinator Komunitas Nol Sampah Hermawan Some menilai Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup sejauh ini tak efektif karena tak menyebar sampai ke masyarakat.

Berdasarkan pemantauannya di sejumlah daerah di Jawa Timur, tak banyak pemerintah kota/kabupaten yang menindaklanjutinya sehingga gerakan Iduladha tanpa plastik sepi peminat.

“Pesan tak sampai di bawah. Tahun ini tidak banyak pemerintah yang menyebarkan pesan Iduladha tanpa plastik,” ujarnya dilansir dari Mongabay.

Beruntung, sejumlah komunitas, sekolah dan kampung bergerak secara sporadis menginisiasi mengganti kresek dengan wadah plastik daur ulang. Ia mencontohkan, Warga Turen Kabupaten Malang yang memakai besek.

Seharusnya, kata Hermawan, larangan kantong plastik sekali pakai tak hanya karena adanya timbulan sampah plastik tapi juga memikirkan dampak terhadap kesehatan atas kandungan kimia plastik. Warga perlu diberikan pencerahan tentang bahaya plastik. Terutama warga miskin penerima daging kurban yang susah mengantisipasi dampak kesehatan.

Selain itu, pendekatan penanganan sampah plastik juga harus sesuai kearifan lokal. Misalnya di Jawa Timur selain besek, juga menggunakan bungkus daun jati dan daun waru. “Plastik praktis. Tapi berbahaya bagi kesehatan,” ujarnya.

UMKM Besek Panen Rejeki

besek ikan

Surat Edaran Menteri tidak akan pernah efektif tanpa ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah. Kabupaten Bondowoso bisa menjadi salah satu contoh sukses.

Imbauan Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid agar pelaksanaan Idul Adha bebas sampah plastik tak hanya memberi dampak lingkungan positif, tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi mikro.

Surat Edaran Bupati yang merujuk pada SE Menteri LH terbukti jadi angin segar bagi pelaku UMKM, khususnya pengrajin besek tape yang selama ini bertahan di tengah gempuran produk sekali pakai berbahan plastik.

Menjelang Iduladha 1446 Hijriah, harga besek tape, wadah bambu yang digunakan sebagai pengganti kantong plastik, melonjak tajam. Dari yang sebelumnya dijual Rp91 ribu hingga Rp100 ribu per 100 besek, kini melonjak menjadi Rp140 ribu.

Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.

“Biasanya paling mahal Rp120 ribu, sekarang bisa sampai Rp140 ribu per 100 besek. Alhamdulillah, ini rezeki buat kami,” ujar Musripah, perajin besek tape dari Desa Andungsari, Kecamatan Pakem, Kamis (5/6/2025).

Ia berharap tren penggunaan besek tak hanya berlangsung saat hari raya kurban saja, melainkan menjadi kebiasaan masyarakat dalam keseharian. Selain lebih ramah lingkungan, limbah besek bambu juga mudah terurai dan tak mencemari tanah maupun air.

Baca Juga: Meski Marak Kasus, Badan Gizi Klaim Tingkat Keracunan MBG Hanya 0,5%

Desa Andungsari sendiri dikenal sebagai sentra kerajinan bambu.

Sekitar 60% dari 1.500 kepala keluarga di desa tersebut merupakan pengrajin bambu. Dari jumlah itu, 42% fokus pada produksi besek tape, sisanya membuat kerajinan lain seperti birnyit (wadah ikan pindang).

“Kami berharap penggunaan besek jadi budaya. Kalau setiap hari orang pakai besek, bukan hanya lingkungan yang selamat, tapi ekonomi warga juga tumbuh,” ujar Kepala Desa Andungsari, Mulyono berharap. (est)

Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram TheStanceID.

\