Ponzi Korupsi Para Politisi
Untuk selamat dalam sistem ponzi korupsi tak perlu menjadi terdepan, asal jangan jadi yang paling belakang.

Agus Supriyanto, jurnalis yang mengabdi di Tempo selama 17 tahun, hingga sempat ditugasi menjadi periset di PT Pusat Data dan Analisa Tempo (PDAT). Kini aktif di Surakarta sebagai pelaku agro-industri dengan bendera Tritunggal Farm.
Joko Widodo, Presiden ketujuh RI masuk daftar tokoh dunia paling korup 2024. Catatan "prestasi" itu dipublikasikan oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Lembaga non-pemerintah (non-government organization/NGO) ini menaungi aktivis jurnalis global yang konsen pada isu hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM).
Media sosial dan media massa sempat gempar. Namun, komentar Jokowi pendek saja: Itu hanya framing.
Ya, sejauh ini memang cuma sebatas opini media, karena nyatanya memang secara material hukum tidak pernah ada kasus yang benar-benar menjerat Jokowi.
Saya sendiri ragu akankah bakal ada kasus yang menjadikan Jokowi sebagai terhukum. Saya meragukan hal itu akan terjadi.
Apa dan kenapa?
Ada teori ponzi berlaku dalam korupsi para politisi dan birokrasi.
Begini... Ada cerita yang bisa diambil hikmahnya.
Kisah Sapi Ngemut Geyong
Suatu hari di pedalaman hutan Afrika nan buas. Sekawanan sapi hutan hendak menyeberang sungai. Meski cethek saja sungainya, langkah sapi-sapi tersebut terhalang seekor buaya besar penunggu sungai.
Bila gegabah, jadilah sapi disantap buaya.
Sapi-sapi harus menyeberang karena padang rumput di seberang sungguh hijau menggoda.
Terjadilah percakapan, negosiasi, antara kelompok sapi dengan si buaya. Buaya memberi syarat: mereka boleh menyeberang asal geyong si sapi diberikan ke buaya sebagai bayaran.
Kebetulan semuanya sapi jantan, kecuali satu ekor yang merupakan sapi betina. Sebanyak 99% sapi itu tentu punya geyang-geyong yang mustahil diberikan ke buaya.
Syarat itu pun dirapatkan oleh gerombolan sapi-sapi tadi. Bisik-bisik lah di antara para sapi.
Mereka bersepakat buat mengelabui buaya, yakni sapi paling depan geyang geyongnya diemut oleh sapi di belakangnya. Berurut berantai satu demi satu. Begitu seterusnya... sampai sapi betina di akhir sebagai penyelamat.
Maka, lewatlah sapi-sapi itu berurutan. Sapi di belakang ngemut geyong sapi di depannya agar buaya tidak mengetahui bahwa sapi yang lewat itu sapi jantan.
Sampai akhirnya, buaya kecewa karena sampai di akhir yang dia temukan hanyalah sapi tanpa geyong.
Rantai Geyong Tak Boleh Putus
Pesan moralnya, semua politisi punya beban dosa. Mereka saling "menjaga" dengan memastikan rantai geyong tidak terputus.
Sebab, yang terlepas dari "rantai" akan dimakan "buaya," sampai kemudian ada “pengemut geyong terakhir” yang tak punya geyong incaran buaya.
Konteks politik hukum hari-hari ini sepertinya ibarat petinggi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Hast* Kristiant*, yang sekarang terkena giliran geyong-nya diculke, dilepas.
Why?
Kita menebak saja. Boleh kan menerka? Barangkali dia telah merusak kesepakatan untuk saling ngemut di antara para sapi.
Bagaimana dengan geyong Jokowi?
Aih,.. dia kan Presiden ketujuh. Sepuluh tahun beliau berkuasa, semua struktur dan infrastruktur hukum politik beliau tahu betul.
Orang-orang yang berkuasa sekarang pun mayoritas ada peran beliau yang menempatkan. Teramat banyak yang Jokowi pegang rahasianya. Nyaris mustahil jika mereka tidak mau mengamankan.
Mestinya begitu.
Tawar Menawar Politik
Kita pun harus ada cadangan rasa sangsi terhadap deposit bukti-bukti yang konon dibawa Connie Rahakundini Bakrie dan disimpan di Rusia. Apakah bakal benar-benar dibuka?
Bisa jadi, mereka hanya negosiasi, tawar-menawar saja. Atau, kalau benar-benar dibuka pun jangan-jangan hanya angin saja isinya. Pssttt...
Gampangnya, semua bisa dibilang punya dosa. Untuk selamat dalam sistem ponzi korupsi politisi birokrasi ini adalah tidak perlu menjadi terdepan, asal jangan menjadi yang paling belakang kecuali anda memang bebas geyong.
Agar bisa selamat semuanya, maka rantai geyong jangan terputus sekalipun sampai nanti ada pengemut terakhir yang bebas geyong dan mengamankan barisan sapi-sapi yang saling ngemut itu.
Jadi, selamat ngemut..***
Untuk menikmati berita cepat dari seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.