Jakarta, TheStance – Tim Nasional (timnas) Sepakbola Indonesia harus mengubur mimpinya tampil di Piala Dunia 2026. Hal itu menyusul kekalahan 0-1 Indonesia dari Irak dalam laga kedua Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB.
Hasil itu membuat Indonesia gagal meraup satu poin pun. Indonesia dipastikan duduk di dasar klasemen Grup B putaran keempat dengan nirpoin, setelah takluk 2-3 dari Arab Saudi dalam partai pembuka sebelumnya, Kamis (9/1/2025) dini hari WIB lalu.
Langkah Timnas Indonesia untuk sampai putaran keempat Piala Dunia 2026 adalah pencapaian yang maju selama mengikuti ajang ini. Indonesia sebenarnya dapat lolos jika mampu memenangi dua laga, melawan Arab Saudi dan Irak.
Pencapaian ini satu langkah lebih baik dibandingkan kiprah Timnas Indonesia yang juga hampir lolos ke Piala Dunia 1986.
Saat itu, Indonesia tinggal mengarungi empat laga untuk lolos ke Piala Dunia 1986 di Meksiko, yaitu memenangi laga kandang-tandang melawan Korea Selatan, dan juga Jepang.
Sebelum lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Indonesia memastikan tiket ke fase itu setelah berhasil berada di peringkat keempat grup C putaran ketiga kualifikasi.
Skuad ”Garuda” adalah tim yang paling panjang menjalani kualifikasi Piala Dunia 2026. Indonesia sudah menjalani laga menuju Piala Dunia edisi ke-23 sejak 12 Oktober 2023. Tepatnya, Indonesia bermula dari putaran pertama untuk menghadapi Brunei Darussalam.
Secara total, Indonesia mengenyam 20 pertandingan demi tampil di Piala Dunia tahun depan. Itu adalah kuantitas laga terbesar bagi sebuah tim dalam sejarah kualifikasi Piala Dunia zona Asia.
Selama dua tahun berjuang, Indonesia juga tercatat menggunakan pemain terbanyak dalam sejarah. Terdapat 47 pemain yang membela timnas dalam pra-Piala Dunia 2026.
Tidak hanya dari komposisi pemain, dalam perjalanan PSSI juga melakukan penggantian pelatih kepala timnas dari Shin Tae-yong asal Korea Selatan ke Patrick Kluivert asal Belanda demi memenuhi ambisi lolos ke Piala Dunia 2026.
Ditopang Kebijakan Naturalisasi Pemain
Berbeda dengan pendahulunya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memilih menempuh pendekatan unik dalam pembentukan skuad timnas kali ini. PSSI secara agresif merekrut pemain berdarah Indonesia yang lahir dan berkarier di luar negeri, khususnya di Belanda, melalui proses naturalisasi.
Pemilihan Belanda sebagai target program naturalisasi bukan tanpa sebab. Penjajahan Belanda selama ratusan tahun di Nusantara ternyata meninggalkan warisan populasi campuran yang unik dan melahirkan generasi keturunan Indonesia di Belanda yang cukup besar.
Ketika PSSI melakukan pencarian, mereka menemukan banyak pemain punya kakek/nenek orang Indonesia. Misalnya, Justin Hubner diketahui kakeknya asli Makassar, Ivar Jenner punya nenek dari Jember, Jay Idzes kakek-neneknya lahir di Semarang, dan sebagainya.
Adanya ikatan darah ini memudahkan proses naturalisasi karena memenuhi syarat FIFA (punya garis keturunan sampai generasi kakek nenek).
Alhasil, strategi naturalisasi massal ini menghadirkan sederet nama baru dalam skuad “Merah Putih” yang diharapkan mampu mendongkrak prestasi Indonesia di level Asia bahkan dunia.
Sejak 2020, tercatat ada belasan pemain kelahiran Eropa, dimana mayoritas dari Belanda yang telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan tampil membela timnas.
Sebenarnya, memanfaatkan pemain keturunan sebenarnya bukan hal baru bagi timnas Indonesia. Beberapa pemain keturunan Belanda lain sudah lebih dulu membela Indonesia dalam satu dekade terakhir. Stefano Lilipaly (lahir di Arnhem, 1990) menjadi WNI pada 2011 dan tampil sejak 2013. Diego Michiels (Deventer, 1990) dan Raphael Maitimo (Rotterdam, 1984) juga naturalisasi pada 2011-2012.
Bahkan, jauh sebelumnya, Indonesia pernah diperkuat pemain kelahiran Belanda seperti Tonnie Cusell dan Jhon van Beukering di Piala AFF 2012.
Namun, baru di era Erick Thohir dan pelatih Shin Tae-yong, program ini dijalankan secara masif dan terstruktur, dengan jumlah pemain diaspora terbanyak dalam sejarah timnas Indonesia.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga menunjukkan dukungan politis kuat untuk naturalisasi atlet berprestasi. Alhasil, proses yang melibatkan Kemenpora, Kemenkumham, hingga persetujuan DPR dapat ditempuh dengan cepat lewat mekanisme kewarganegaraan istimewa bagi “WNA berjasa atau berprestasi untuk negara”.
Erick Thohir dan tim PSSI juga aktif melobi dan menyiapkan dokumen para pemain keturunan agar segera disahkan menjadi WNI. Gerak cepat ini pun membuahkan hasil. Contohnya, dalam rentang hanya satu tahun (2023-2024) PSSI berhasil menaturalisasi lebih dari 8 pemain diaspora Eropa.
Faktor lain, pemain-pemain ini rata-rata masih muda dan belum pernah membela negara lain di level senior, sehingga tidak ada halangan dari sisi aturan FIFA.
Erick Thohir Minta Maaf
Ketua PSSI yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir menyampaikan permintaan maaf usai timnas Indonesia dipastikan gagal melangkah ke Piala Dunia 2026.
Melalui unggahan di akun Instagram resmi pribadinya @erickthohir, dia menyampaikan rasa terima kasih sekaligus refleksi atas perjuangan panjang skuad Garuda.
"Terima kasih kepada suporter, pemain, dan ofisial atas perjuangan untuk bisa sampai Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertama kali dalam sejarah, Indonesia bisa sampai di titik sejauh ini," kata Erick dikutip dari Instagram yang dilengkapi foto timnas, Minggu (12/10/2025).
"Kami memohon maaf mimpi masuk ke Piala Dunia belum bisa kami wujudkan," tambahnya.
Unggahan tersebut langsung diserbu ribuan komentar dari warganet. Sebagian menyampaikan rasa bangga atas perjuangan timnas, namun tak sedikit yang meluapkan kekecewaan.
Tiga tagar di X mencakup #KluivertOut, #ErickOut, dan #AryaOut langsung trending dan bergema, begitu timnas kalah dari Irak dan dipastikan gagal lolos ke Piala Dunia 2026.
Warganet pun menuntut agar Patrick Kluivert mengundurkan diri dari kursi pelatih setelah Timnas Indonesia menelan dua kali kekalahan beruntun di Babak 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Di sisi lain, sebagian netizen meluapkan kekecewaan ke Erick Thohir. Mereka menilai pemecatan Shin Tae-yong dan pemilihan Kluivert oleh Erick Thohir adalah keputusan kurang tepat dan disebut-sebut sebagai penyebab gagal lolosnya Indonesia ke Piala Dunia.
Tidak ketinggalan, orang kepercayaan Erick Thohir yang juga Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga jadi sasaran kekecewaan warganet. Hashtag #AryaOut ikutan trending karena berkaitan dengan postingan Arya Sinulingga beberapa waktu lalu, yang sempat memuji Kluivert sebagai pelatih terbaik.
"Ini adalah tim kepelatihan terbaik yang pernah kita miliki. Semoga prestasi dari semua sisi juga menghasilkan yang terbaik untuk Indonesia," tulis akun @arya.m.sinulingga pada beberapa bulan lalu.
Evaluasi Menyeluruh dan Tuntutan Ganti Kluivert
Kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 bisa menjadi momentum bagi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Hal itu disuarakan oleh sejumlah pengamat dan penggemar sepakbola tanah air.
Mantan pemain jebolan PSSI Primavera, yang kini aktif sebagai komentar sepak bola, Supriyono Prima, menilai saat ini waktunya bagi PSSI untuk berpikir jernih sekaligus menekankan bahwa membangun sepak bola tidak bisa instan.
Menurutnya, PSSI yang memiliki Direktur Teknik Timnas Indonesia Alexander Zwiers dari Belanda, harus merapikan kembali agendanya. Termasuk menyusun target jangka pendek, menengah, dan panjang sebagai persiapan lolos Piala Dunia 2030. Untuk bisa mengejar target itu, juga harus diikuti elaborasi pemain muda diaspora dan pemain yang bermain di kompetisi dalam negeri.
PSSI, kata Supriyono, juga harus segera melakukan evaluasi menyeluruh, mengambil sikap tegas dan bertanggung jawab atas kegagalan di ronde empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini.
"Mengambil tindakan tegas kepada coach Patrick Kluivert dalam kegagalan membawa timnas kita," kata Supriyono.
Terpisah, Pengamat sepak bola, Anton Sanjoyo menilai bahwa pos pelatih Timnas Indonesia perlu diisi oleh pelatih berpengalaman. Pria yang akrab disapa Bung Joy ini menilai, bahwa Patrick Kluivert harus diganti dengan pelatih lain yang lebih kompeten.
"Patrick Kluivert tidak kompeten. Bahkan saat evaluasi nan harus ada opsi menggantinya dengan pelatih yang pengalamannya lebih meyakinkan," tegas bung Joy.
PSSI, kata Joy, juga bisa memaksimalkan tenaga yang ada. Asisten pelatih Timnas Alex Pastoor bisa diplot menjadi pelatih kepala.
"Atau juga bisa menggeser posisi (Alex) Pastoor menjadi pelatih kepala," tambahnya.
Ini dikarenakan banyak yang menganggap bahwa mantan pelatih sejumlah klub Liga Belanda ternama itu lebih pantas untuk menjadi pelatih kepala ketimbang Patrick Kluivert.
Selain itu, kedepannya PSSI diharapkan dapat mendatangkan lawan-lawan berkualitas agar tim tetap kompetitif dan peringkat FIFA Indonesia bisa meningkat.
Apalagi, setelah tersingkir dari kualifikasi, skuad Garuda berpeluang minim kompetisi dan hanya akan mengandalkan laga uji coba internasional bertajuk FIFA Matchday di sepanjang 2026.
Timnas Indonesia baru akan menghadapi turnamen yang kompetitif di Piala Asia 2027 yang akan digelar di Arab Saudi pada 7 Januari hingga 5 Februari 2027.
Keberhasilan lolos otomatis ke Piala Asia ini memberi peluang besar bagi skuad Garuda untuk mencatat prestasi lebih baik dibanding edisi sebelumnya yang hanya sampai babak 16 besar. Sekaligus persiapan tim dan menjaga asa bisa lolos Piala Dunia 2030. (est)
Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram The Stance