Mengenal Paus Leo XIV, Sosok Baru Pengganti Paus Fransiskus

Terpilihnya Prevost sebagai pemimpin tertinggi memberikan harapan bahwa visi dan pandangan Paus Fransiskus bakal terus hidup.

By
in Big Shift on
Mengenal Paus Leo XIV, Sosok Baru Pengganti Paus Fransiskus
Robert Francis Prevost dalam sebuah sesi foto ketika masih mengabdi di Peru. (Sumber: https://www.augustinianorder.org/)

TheStanceID - Asap putih dari cerobong Kapel Sistina yang disertai dentang lonceng gereja menjadi jawaban yang menyelimuti benak dunia, terutama umat Katolik dalam 3 pekan terakhir.

Dia menjadi pertanda telah terpilihnya paus melalui konklaf—prosesi sakral untuk memilih pemimpin umat katolik seluruh dunia. Umat Katolik yang berkumpul di Alun-Alun Santo Petrus pun bersorak menyambut Bapa Suci pengganti Paus Fransiskus.

Dialah Robert Francis Prevost, seorang berdarah Amerika Serikat (AS) yang ditasbihkan sebagai Paus pada usia 69 tahun, dengan gelar Paus Leo XIV pada 8 Mei 2025.

Berjalan menuju balkon utama Basilika Santo Petrus, Kardinal Robert Prevost untuk pertama kalinya menyapa umat Katolik setelah resmi terpilih menjadi Paus yang akan dikenal sebagai Paus Leo XIV.

Robert menjadi sosok yang terpilih setelah dilakukan proses konklaf yang berlangsung selama dua hari. Dalam pidato pertamanya sebagai Sri Paus, ia memberikan pesan perdamaian kepada umat Katolik.

“Tuhan mengasihi kita semua tanpa syarat,” tuturnya seperti dikutip BBC. Ia juga memberikan penghormatan kepada pendahulunya, Paus Fransiskus, yang mangkat pada 21 April 2025 lalu.

Paus Leo XIV mengatakan bahwa ia ingin memberikan berkatnya kepada orang-orang seperti yang dilakukan Paus Fransiskus pada pengabdian terakhirnya di Alun-Alun Santo Petrus.

Baca Juga: Siapa Pengganti Paus Francis?

Dalam pidato perdananya itu, Paus mengucapkan terima kasih kepada para kardinal yang telah memilihnya menjadi pemimpin otoritas tertinggi agama Katolik yang ke-267.

Berbahasa Spanyol, ia mengucapkan terima kasih kepada keuskupan lamanya di Peru, tempat ia pernah melayani.

Siapakah Robert Prevost?

Paus Leo

Robert Francis Prevost adalah warga Amerika yang lahir di Chicago pada 14 September 1955. Ia merupakan lulusan dari Catholic Theological Union of Chicago dan memperoleh gelar diploma dalam bidang teologi.

Pada usia 27 tahun, putra veteran Perang Dunia II ini dikirim oleh tarekat Katolik ke Roma untuk belajar hukum kanonik di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Angelicum), dan ditasbihkan menjadi seorang imam pada tahun 1982.

Tiga tahun kemudian, ia hijrah ke Peru untuk melakukan pelayanan sebagai seorang misionaris. Ia menghabiskan 10 tahun sebagai pastor paroki lokal dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo.

Meskipun ia mendapatkan status kewarganegaraan Peru, ia secara rutin kembali ke AS untuk melayani sebagai pastor di kota asalnya.

Pada 2014, ia ditunjuk sebagai administrator apostolik Keuskupan Chiclayo di Peru. Paus Fransiskus membawa Prevost ke Roma pada tahun 2023 untuk ditugaskan sebagai kepala kantor yang memeriksa pencalonan uskup dari penjuru dunia.

Pada awal tahun 2025, Paus Fransiskus menunjuk Prevost sebagai kardinal paling senior, suatu pertanda bahwa ia menjadi kandidat kuat pilihan Paus Fransiskus dalam proses konklaf di masa depan.

Menurut laporan Newsnation, Prevost diketahui tidak banyak tampil di depan publik sejak kedatangannya ke Roma, tetapi tindakannya dinilai memberikan beberapa wawasan tentang suatu pandangan.

Saat mendiang Paus Fransiskus masih memimpin, Prevost turut andil dalam reformasi yang dilakukan oleh Paus Fransiskus yaitu menambah tiga perempuan ke dalam blok pemungutan suara yang memutuskan nominasi uskup mana yang akan diajukan.

Menyambut Paus Baru

Paus LeoTerpilihnya Prevost sebagai pemimpin tertinggi memberikan harapan bahwa visi dan pandangan Paus Fransiskus bakal terus hidup, khususnya terkait masalah migran, kaum miskin, dan pelestarian lingkungan.

Lisette, seorang warga Philadelphia, Amerika Serikat yang turut menunggu hasil konklaf mengaku terkejut saat diumumkan bahwa Sri Paus berikutnya adalah orang amerika.

“Merupakan sebuah berkat untuk memiliki Paus Amerika pertama dan bagi kami, sebagai orang Amerika, untuk berada di sini,” kata Lisette dalam wawancaranya dengan BBC.

Ia berharap terpilihnya paus yang baru akan menginspirasi persatuan dan perdamaian di antara warga AS yang menurutnya telah “tersesat dari Tuhan.”

Namun kehadirannya sebagai seorang Ordo Agustinian saat ini masih menjadi teka-teki. Meski banyak berpandangan sama dengan Paus Fransiskus, sejauh ini pandangannya terhadap kelompok marjinal seperti LGBTQ masih belum sepenuhnya jelas.

Beberapa orang menilai bahwa Paus Leo XIV mungkin lebih konservatif dibanding pendahulunya.

Menurut The New York Times, dalam pidatonya di depan para uskup pada tahun 2012, Prevost menyesalkan bahwa media Barat dan budaya populer menumbuhkan simpati terhadap kepercayaan dan praktik yang bertentangan dengan Injil. (mhf)

Untuk menikmati berita peristiwa di seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.

\