Mengapa Artis Berulang Kali Terjerat Kasus Narkoba? Ini Penyebabnya
Sejumlah artis berulang kali terjerat kasus narkoba. Ada yang hingga tiga kali ditangkap, tapi tidak kapok juga. Program rehabilitasi banyak gagal.

Jakarta, TheStanceID - Polisi menetapkan aktor Fachri Albar sebagai tersangka kasus penyalahgunaan narkotika. Fachri terancam hukuman penjara paling lama 12 tahun dalam kasus tersebut.
"Pasal yang akan diterapkan kepada Tersangka, pertama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 111 dan 1112 ayat 1, ancaman hukuman paling singkat 4 tahun paling lama 12 tahun," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Twedi Aditya, Kamis (24/4/2025).
Fachri juga dijerat dengan Undang-Undang tentang Psikotropika.
"Serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika Pasal 62 pidana penjara paling lama 5 tahun," ucapnya.
Polisi akan meneruskan berkas perkara Fachri hingga pengadilan. Mereka tidak akan merehabilitasi anak dari musisi legendaris Ahmad Albar tersebut.
Untuk diketahui, Aktor yang pernah membintangi film Pengabdi Setan ini, ditangkap Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat di rumahnya, hari Minggu (20/04/2025) lalu. Fachri ditangkap seorang diri di dalam rumahnya.
Fachri Albar Konsumsi 3 Jenis Narkoba
Wakasat Resnarkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKP Avrilendy Akmam Ajie Sulistyo menyebut berdasarkan hasil tes urine, Fachri positif mengkonsumsi beberapa jenis narkoba.
"Kemudian juga terhadap saudara FA sudah dilakukan tes urine. Untuk metamfetamin positif, amfetamin positif, benzodiazepine positif," ujarnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Fachri Albar beralasan mengonsumsi narkoba untuk menenangkan pikiran karena pekerjaannya.
"Untuk alasan pengguna, ini kebutuhan pribadi, untuk menenangkan pikiran dengan menjalani kehidupan dengan pekerjaannya," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Twedi Aditya, Kamis (24/4/2025).
Fachri Albar bukan pertama kali ini terjerat kasus narkoba. Sebelumnya, pada (14/02/2018) ia pernah ditangkap dalam kasus penyalahgunaan narkoba jenis sabu.
Sementara pada 2007, Fachri sempat masuk ke daftar pencarian orang (DPO) sebelum dirinya menyerahkan diri ke BNN karena ditemukan 1,2 gram kokain dalam kotak obat di kamarnya.
Daftar Artis dengan Kasus Narkoba Berulang
Berdasarkan catatan TheStanceID, sejumlah nama artis berulang kali ditangkap polisi karena tersandung kasus narkoba, meskipun telah menjalani rehabilitasi dan hukuman.
Berikut beberapa artis Indonesia yang tercatat lebih dari dua kali terlibat dalam kasus narkoba.
1. Fariz RM
Musisi legendaris ini total telah empat kali ditangkap terkait kasus narkoba. Penangkapan terakhir terjadi pada Februari 2025, sebelumnya pada tahun 2007, 2015, dan 2018.
2. Ammar Zoni
Aktor sinetron ini telah ditangkap tiga kali, yaitu pada tahun 2017 dan dua kali di tahun 2023.
3. Rio Reifan
Aktor ini memiliki catatan lima kali penangkapan terkait kasus narkoba, terakhir pada April 2024, dan sebelumnya pada tahun 2015, 2017, 2019, dan 2021.
4. Revaldo
Aktor ini telah tiga kali ditangkap karena kasus narkoba, pada tahun 2006, 2010, dan 2023.
5. Ibra Azhari
Ibra tercatat lima kali terjerat kasus narkoba, penangkapan pertama pada tahun 2000, kemudian 2003, Agustus 2010, dan Januari 2024.
6. Roby Geisha
Gitaris band Geisha ini pernah terjerat kasus narkoba sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 2013, 2015, dan terakhir pada 2022. Dalam setiap penangkapannya, polisi menemukan barang bukti berupa ganja.
7. Jennifer Dunn
Jennifer Dunn pertama kali berurusan dengan polisi saat berusia 16 tahun. Pada 2005 itu, dia ditangkap polisi atas kepemilikan ganja. Belum kapok, Jennifer masih terus menggunakan narkoba.
Polisi kembali menangkap Jennifer Dunn pada 2009 dengan barang bukti sabu dan tujuh butir pil ekstasi di kamar kosnya di kawasan Jakarta Selatan. Pada 2018, artis kelahiran 10 Oktober 1989 itu kembali berurusan dengan polisi karena kepemilikan narkoba jenis sabu.
8. Ridho Rhoma
Penyanyi dangdut ini pernah terjerat kasus narkoba sebanyak tiga kali yakni pada tahun 2017, 2019, dan 2021.
Faktor Penyebab Artis Kembali Terjerat Narkoba
Sosiolog dari Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar mengatakan, ada tiga faktor mengapa artis rentan terjerat narkoba. Pertama, ingin mendapatkan ketenangan, baik dalam hidup maupun dalam hal lainnya. Ini dikarenakan menjadi seorang figur publik membuat mereka mendapatkan tekanan yang tinggi, mulai dari pekerjaan, sosial sampai eksistensi yang mengganggu kehidupannya.
Mereka meyakini, narkoba bisa menjadi salah satu sarana untuk bisa membuat mereka lebih tenang. Kondisi ini juga menentukan jenis narkoba yang akhirnya dikonsumsi.
Kedua, faktor gaya hidup mewah dan glamour. Lingkungan pergaulan dinilai berpengaruh pada keputusan seseorang untuk mencoba zat terlarang. Walaupun mahal, mengkonsumsi narkoba diyakini bisa meningkatkan tingkat strata sosial para artis.
"Karena, berapapun biaya yang dikeluarkan uang buat mereka tidak menjadi masalah karena narkoba bagi mereka sudah menjadi gaya hidup," ujar Musni.
Ketiga, salah satu alasan mereka menggunakan narkoba adalah faktor pekerjaan mereka yang tidak mengenal waktu. Narkoba diyakini oleh kalangan artis bisa menjadi semacam booster atau doping dalam kehidupan dan pekerjaan mereka. Karena mereka merasa setelah memakai narkoba, kelelahan akan bisa hilang.
Maka tak heran, dengan pendapatan yang besar serta mendapatkan akses yang mudah dalam menjangkau barang haram tersebut, sebagian artis itu memilih jalan pintas mengkonsumsi narkoba agar dapat memulihkan kebugarannya kembali.
Proses Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba Disorot
Sementara itu, Psikolog Forensik Reza Indragiri melihat sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang berulang kali terjerat narkotika. Salah satunya adalah kegagalan dalam program rehabilitasi.
Reza menilai ada beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya proses rehabilitasi. Pertama, rehabilitasi itu sendiri belum tuntas dijalankan.
"Apa penyebab kegagalan rehabilitasi: Satu, rehab pada dasarnya memang belum tuntas. Simpulan bahwa pecandu sudah bersih lebih dikarenakan alat ukurannya bermasalah. Mungkin juga karena waktu yang dialokasikan sudah habis," jelas Reza.
Reza kemudian menyoroti rehabilitasi yang terlalu klasikal. Klasikal yang dimaksud adalah rehabilitasi yang dilakukan seragam dan mengabaikan ciri per individu.
"Dua, rehab terlalu klasikal. Artinya, dilakukan seragam antar pecandu, sampai-sampai mengabaikan kompleksitas individu per individu. Padahal, setiap pecandu punya kekhasan masing-masing tentang bagaimana mereka menjadi penyalahguna lalu memburuk sebagai pecandu," jelasnya.
Selain itu, Reza menilai selama ini program rehabilitasi pada pengguna narkoba ternyata juga menggunakan obat-obatan yang memiliki resiko diantaranya memunculkan efek samping.
"Tiga, pecandu obat terlarang juga didetoksifikasi dengan memakai obat. Risikonya, bisa memunculkan efek samping," jelasnya.
Selain itu, menjadi pecandu narkoba, kata Reza, memiliki masalah yang multidimensi. Dia menyebut rehabilitasi harus dilakukan pada berbagai elemen.
"Empat, menjadi pecandu berarti punya masalah multidimensi. Rehab bisa saja fokus pada detoksifikasi (rehab fisik). Tapi jika dimensi-dimensi lain (psikis, spiritualitas-religiusitas, ekonomi, sosial) tidak ikut dibenahi, maka faktor risiko bagi kekambuhan maupun residivisme akan tetap ada," tuturnya.
Baca juga: Ahmad Dhani; Potret Suburnya Pola Pikir Seksis Para Pengambil Kebijakan
Terakhir, selama ini program rehabilitasi narkoba dilakukan di lingkungan yang ideal, yakni panti rehab dan rumah sakit. Sementara saat selesai rehabilitasi, para mantan penyalahguna masih berhadapan dengan kehidupan di luar yang penuh dengan godaan dan ancaman.
"Dengan kata lain ada kesenjangan situasi di pusat rehabilitasi dan diluar rehabilitasi. Sementara mantan penyalahguna tidak punya skill yang memadai dalam menghadapi situasi tersebut," ujar Reza.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Peningkatan pengawasan, program rehabilitasi yang lebih intensif, dan edukasi publik tentang bahaya narkoba sangat penting.
Selain itu, Industri hiburan juga perlu berperan aktif dalam memberikan dukungan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi para artis. (est)
Untuk menikmati berita peristiwa di seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.