Fakta di Balik Upaya Trump Meraup US$500 Miliar dari Mineral Ukraina

Wilayah Donetsk yang bergabung dengan Rusia, justru mengandung sekitar 70% mineral Ukraina.

By
in Big Shift on
Fakta di Balik Upaya Trump Meraup US$500 Miliar dari Mineral Ukraina
Ilustrasi tambang mineral di Ukraina. (Sumber: https://www.renewablematter.eu/)

Jakarta, TheStanceID – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengejar kompensasi ribuan triliun dari Ukraina, atas bantuan militer yang diberikan Joe Biden. Problemnya, nilai pendapatan Ukraina dari mineral tak sebesar itu.

Pada Sabtu (22/2/2025), dalam Konferensi Aksi Politik Konservatif (Conservative Political Action Conference/CPAC) Trump mengumumkan bahwa pihaknya telah meminta pemerintah Ukraina memberi AS logam tanah jarang dan mineral lainnya.

Permintaan itu akan dituangkan dalam kesepakatan, sebagai kompensasi atas bantuan senjata dan militer senilai miliaran dolar yang dikirim dalam 4 tahun terakhir untuk mendukung Ukraina melawan Rusia.

Komentar tersebut muncul ketika delegasi Washington dan Kyiv secara bersamaan sedang duduk untuk menegosiasikan kesepakatan sumber daya mineral yang diincar Trump.

"Kita akan menandatangani perjanjian, semoga dalam waktu yang sangat dekat, di mana mereka akan memberi kita kepastian pengembalian US$400 hingga US$500 miliar. Kita sudah ada [bantuan dana] US$300 miliar,” tutur mantan taipan properti itu dalam video pidato.

Jika dikonversi ke rupiah, tagihan yang dibebankan Trump pada pemerintahan Zelensky tersebut setara dengan Rp6.500 triliun hingga Rp8.140 triliun. Angka ini terhitung dua hingga tiga kali lipat dari nilai APBN Indonesia (Rp3.621 triliun).

Menurut laporan New York Times, tagihan Trump senilai US$500 miliar itu juga 500 kali lipat lebih tinggi dari rerata pendapatan tahunan Ukraina dari sumber daya mineral, yang hanya di kisaran US$1 miliar.

Trump Minta Separuh

Mengutip CSIS (Center for Strategic International Studies), Trump bakal menekan Ukraina untuk memberi perusahaan-perusahaan AS hak kepemilikan atas 50% deposit logam tanah jarang, termasuk Pelabuhan, dan aset infrastruktur penting di Ukraina.

Tanah jarang adalah logam mineral langka yang menjadi bahan baku utama semikonduktor dan peralatan militer strategis yang banyak dipakai dalam dunia digital dan kecerdasan buatan.

Langkah Trump tersebut tentu saja mengagetkan Ukraina, sehingga Presiden Volodymyr Zelensky buru-buru menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menerima perjanjian demikian.

Dia berdalih bantuan dari AS tersebut merupakan sumbangan, dan bukan pinjaman, Hal ini disampaikannya dalam forum bertajuk Ukraina: Year 2025 pada Minggu (23/2/2025).

“Saya tidak akan menandatangani sesuatu yang akan dipikul oleh rakyat Ukraina selama 10 generasi," tuturnya seperti dikutip Kyiv Independent, sembari menjanjikan akan bertemu dengan Trump untuk menegosiasikan kembali persoalan tersebut.

Realita Berkata Lain

Namun, Trump lagi-lagi perlu lebih membumi. Retorika politiknya yang begitu memikat dan melangit tidak bersesuaian dengan kenyataan di lapangan.

Faktanya, mayoritas cadangan mineral Ukraina, dari total senilai US$15 triliun, tidak mereka kuasai. Pasalnya, sebagian besara berada di wilayah yang kini dikendalikan Rusia.

Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Syvrydenko di forum yang sama pada hari Minggu kemarin. Menurutnya, Ukraina memiliki cadangan mineral senilai US$350 miliar di wilayah yang dikuasai Rusia.

Oleh karena itu, anggota parlemen Ukraina Yaroslav Zhelezniak menyerukan Trump untuk terlebih dahulu mengusir Rusia dari wilayah-wilayah tersebut, sebelum berbicara tentang kompensasi kepemilikan cadangan alam negaranya.

Saat ini Kyiv dan Washington sedang bernegosiasi tentang rencana “kolonial" Trump tersebut dan diharapkan dicapai titik temu pada Senin hari ini (24/2/2025).

Bergabung dengan Rusia

Sejak awal berdirinya negara Ukraina, wilayah Donbass yang dihuni mayoritas warga Rusia dan telah menyatakan bergabung dengan Rusia justru mengontol sekitar 70% dari cadangan mineral penting tersebut.

Wilayah tersebut kini dikendalikan pemerintahan Donetsk People’s Republic (DPR). Dibantu tentara Rusia, mereka berhasil membebaskan kota Shevchenko bulan lalu, menyusul pembebasan Dnepropetrovsk.

Keduanya merupakan ladang lithium dengan cadangan bijih lithium sebanyak 13,8 juta ton. Pada tahun 2022, Ukraina kehilangan Kruta Balka, wilayah kaya lithium lainnya, di Zaporozhye.

Mengutip Forbes, total kekayaan mineral di daerah yang dikuasai Rusia mencapai US$7,8 triliun, yakni di Lugansk (US$3,2 triliun), Donetsk (US$3,8 triliun), Zaporozhye: (US$605 miliar), Krimea (US$206 miliar), dan Kherson (US$10 miliar).

Tinggal Sisa-Sisa

Lalu di mana sisa lithium Ukraina? Cadangan bijih lithium ditemukan di Kawasan Dobra dan Polokhovskoye di wilayah Kirovograd, yang tidak beroperasi. Masing-masing mengandung sekitar 1,2 juta dan 270 ribu ton bijih lithium.

Adapun daerah Poltava menyimpan kekayaan sebesar US$790 miliar yang berupa minyak dan gas (migas), termasuk ladang minyak Glinsko-Rozbyshevskoye (dengan cadangan senilai 225 juta barel).

Lalu Kharkov menyimpan US$685 miliar migas, sementara Zhytomyr memiliki cadangan batubara/lignit dan titanium senilai US$555 miliar. Tambang konsentrat titanomagnetit, ilmenit, apatit di Volodar-Volynskyi menyimpan cadangan 450 ribu ton.

Daerah Lvov tercatat memiliki cadangan mineral senilai US$521 miliar berupa batu bara/lignit, belerang, dan migas. Kirovograd memiliki cadangan US$270 miliar batubara, emas, uranium, termasuk Uranium.

Sisanya berupa cadangan emas, belerang, migas, batu bara, dan titanium tersebar di wilayah Ukraina lainnya senilai US$654 miliar.

Sekali lagi, hal ini mengonfirmasi bahwa konflik senjata di dunia ini tidak jauh-jauh dari kekayaan alam. (ags)


Untuk menikmati berita cepat dari seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.