Oleh Budi Laksono, dikenal sebagai “Dokter Jamban” setelah mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) atas dedikasinya membangun jamban berkelanjutan terbanyak di Indonesia, melalui yayasannya Wahana Bakti Sejahtera. Dosen Disaster Management Universitas Diponegoro (Undip) ini kerap menjadi relawan di daerah bencana.

Air adalah sumber hidup manusia dan semua mahluk. Komposisi tubuh manusia mayoritas adalah air, maka air adalah vital. Meskipun vital, tidak semua orang bisa dapat air sesuai tubuhnya.

Bagi banyak orang, problemnya adalah kualitas air. Kualitas buruk, terutama kontaminasi kuman, adalah penyebab kesakitan bahkan kematian utama di Indonesia dan banyak negara berkembang.

Hingga kini, orang dirawat di rumah sakit, paling banyak adalah karena infeksi akibat kuman yang sebagian masuk lewat air. Kuman masuk mulut karena air tercemar atau makanan tercemar atau alat makan sendok-garpu yang tercemar.

Cemaran itu di antaranya adalah kuman tifus, disentri, polio, hepatitis A dan ratusan jenis lain. Kuman itu berasal dari orang yang jadi carrier, karena pernah terkena kemudian sembuh dengan antibodi kuat, tetapi tetap keluarkan kuman dalam tinjanya.

Kuman dari tinja itu masuk mulut orang lain lewat makan minum yang tercemar di atas.

Ketika orang, dokter, pemimpin pemerintahan tahu bagaimana proses penularan, sejak wabah kolera London, terkuak oleh dokter John Snow, maka banyak dokter, pemimpin mewajibkan atur cara berak orang, setelah pastikan hak makan setiap orang.

Orang Inggris pada tahun 1930 diwajibkan punya water closet (WC) ember di rumah dan pemkot ambil ember tiap dua hari dan menetralisir kuman secara radikal dengan asam kuat atau dibakar.

Ketakutan berlebih sebenarnya tak perlu ada, kalau belajar dari kucing yang mengeduk tanah, kemudian tutup lagi setelah berak.

Tradisi Bersuci dalam Islam

wudhu

Atau, para dokter dan pemimpin bisa belajar, mengapa Rosulullah Muhammad SAW membuat baitul thoharoh saat Makkah overpopulated pasca penundukkan damai para pengusir Rasulullah.

Bahkan dari itu muncul aturan Islami seperti masuk toilet kaki kiri dulu, jangan menghadap kiblat ketika ber buang air, dll yang hingga kini tukang batu pun tahu.

Bahkan ada sunnah yang lebih esensial, yaitu larangan buang air di pinggir jalan (terlihat auratnya oleh orang lain), di bawah pohon (mengganggu kenyamanan orang lain) dan di air mengalir dan tergenang (hingga kini banyak yang tak tahu atau gagal menghubungkan dengan penularan penyakit).

Kini dengan ilmu, mudah saja mengetahui hubungan itu dan membuat kebijakan buang air besar (BAB) yang sehat. Tetapi ketiadaan pemimpin yang peduli mengenai hal kecil tapi esensial ini menjadi problem utama.

Karena, Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Organisasi Buruh Internasional (International Labor Organization/ILO), Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), Bank Dunia (World Bank) sudah paparkan keadaan, data, dan angka.

Bahkan saya sudah menghadap Presiden, Menkes dll memberikan masukan betapa murah dan mudahnya buat semua keluarga punya WC. Tetapi, memang ada masalah vision pemimpin.

Maka, saat ini melihat banyak diare, semua dari kita sering terganggu, dan air kemasan yang menjamin kesehatan dari cemaran kuman pun laris, meski mahal.

Baca Juga: Sumber Air dari Sumur Bor Bukan Mata Air Pegunungan, Aqua Langgar Hak konsumen

Bagaimana tidak mahal? Air 1.000 liter seharga Rp2.000, dijual 1 liter Rp5.000 atau Rp5 juta sekubik.

Masalah air sehat diputarbalikkan sehingga klaim "AIR TERBAIK", "ADA MINERAL", "ADA OZON", "ADA NANO PARTIKEL", "ADA GARAM LUAR NEGERI", "ADA PH [Potensi Hidrogen] TINGGI", "ADA RO (Reverse Osmosis)" dll yang semua secara medis, tidak ada maknanya.

Karena WHO, dengan semua ahli, menyatakan definisi air sehat itu tak tercemar biologis, kimia, fisika. Dan hampir semua air sumur yang sudah diminum nenek moyang kita memenuhi syarat air bersih bahan air minum.

Dengan filtrasi seharga Rp0,001, atau kayu bakar seharga Rp1.000 untuk memasak seceret air, jadilah air minum terbaik bagi tubuh dan kantong kita.

Mengapa kita membeli yang mahal? Karena kerendahan pemahaman dan kebodohan kita atau karena hipnotis iklan air minum.

Salam sehat, murah mudah, efisien dari saya.***

Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram The Stance