M. Fawaid AL

Oleh Muhammad Fawaid, seorang akademisi pemerhati sosial dan ekonomi, dosen di Institut Sains dan Teknologi NU (STINUBA) Denpasar, yang juga Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali. Kini aktif menciptakan konten melalui akun Tiktok @m..fawaid.al.

Lahir pada 12 Maret 1987, Mpok Alpa tumbuh dalam keluarga sederhana di Jakarta. Sejak kecil, ia sudah mengenal arti kerja keras.

Di usia SD, ia ikut membantu ekonomi keluarga dengan mengamen dan bernyanyi di hajatan. Hidupnya jauh dari kemewahan, tapi ia punya satu hal yang kelak menjadi modal kesuksesan, kepribadian yang tulus dan humor yang alami.

Namanya mulai dikenal luas pada 2018, lewat video curhatnya yang viral di media sosial.

Dalam video itu, ia bercerita ingin diajak suaminya ke Alfamart dengan dandanan menor dengan logat Betawi yang kocak dan ekspresi yang polos. Tawa publik pun pecah, dan dari situlah pintu rezeki terbuka.

Sebelum viral, Mpok Alpa hanyalah penyanyi dangdut panggung kampung. Namun, popularitasnya di dunia maya membuat ia dilirik stasiun televisi.

Perlahan tapi pasti, ia mengisi berbagai acara seperti Opera Van Java, Pagi-Pagi Pasti Happy, Jangan Baper, Uang Kaget, hingga Sobat Mistis.

Dari panggung hajatan berdebu, ia melangkah ke panggung megah yang ditonton jutaan orang bukti bahwa mimpi tak pernah mengenal latar belakang.

Di balik kesuksesan itu, Mpok Alpa tetaplah istri dan ibu. Ia menikah dengan Aji Darmaji, dikaruniai anak kembar, dan dikenal memiliki rumah tangga harmonis. Sang suami selalu menjadi pendukung setia, menyemangati setiap langkah kariernya.

Berjuang Melawan Kanker

Mpok Alpa

Namun, tak banyak yang tahu bahwa di tengah keceriaannya, Mpok Alpa sedang berjuang melawan kanker. Menurut sahabatnya, Irfan Hakim, penyakit itu dideritanya sejak beberapa bulan terakhir.

Bahkan saat hamil anak kembar, ia menjalani perawatan kemoterapi dengan hati-hati agar tidak membahayakan janin. Sakitnya ia sembunyikan, tawanya ia berikan.

Raffi Ahmad dan Irfan Hakim mengaku sudah lama tahu kondisi ini, tapi memilih merahasiakan demi menjaga citra ceria Mpok Alpa di hadapan publik.

“Dia itu enggak mau orang lain kasihan sama dia. Selalu ingin orang ingat dia sebagai orang yang bikin bahagia,” ujar Raffi.

Dan benar, publik mengenang Mpok Alpa sebagai sosok yang tak pernah berhenti menghibur. Bahkan ketika tubuhnya lemah, ia tetap berdiri di depan kamera dengan senyum yang tak pernah pudar.

Meninggal di hari Jumat adalah anugerah yang diyakini sebagai tanda husnul khotimah. Mpok Alpa pergi di hari terbaik, setelah hidup yang diisi dengan kerja keras, tawa, dan ketulusan.

Hari ini, panggung dunia kehilangan satu bintangnya. Tapi di langit yang lebih tinggi, mungkin Mpok Alpa kini sedang menghibur para malaikat dengan candanya yang khas.

Selamat jalan, Mpok. Dari bawah hingga puncak, perjuanganmu adalah cerita yang akan terus menginspirasi. Semoga Allah melapangkan kuburmu, mengampuni segala khilafmu, dan menempatkanmu di surga -Nya.***

Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram TheStanceID.