Media Massa Dikontrol Sedikit Pengusaha, Jurnalisme Warga Jadi Solusi
Elon Musk bilang jurnalisme di Amerika dikontrol lima orang. Indonesia mirip. Selamat Hari Pers Nasional (HPN)!

TheStanceID - Elon Musk secara terbuka mengritik konsentrasi kepemilikan media di Amerika Serikat (AS), di mana segelintir orang memiliki kekuasaan untuk "menyaring" informasi publik, sesuai dengan kepentingan mereka. Keberadaan jurnalisme warga kian penting.
Dalam sebuah pidatonya pada Oktober tahun lalu, bilyuner pemilik X yakni Elon Musk menyentil tentang pentingnya jurnalisme warga, yang beroperasi lebih baik ketimbang korporasi media—yang dikendalikan segelintir pemodal.
"Ada sekitar lima orang yang mengendalikan semua berita, meskipun ada beberapa koran: New York Times, Wall Street Journal, Washington Post, dan beberapa lainnya. Mereka memutuskan apa yang layak diberitakan," kata Elon, dalam klip video yang diunggah teslaownersSV, Kamis (6/2/2025).
Oleh karena itu, Elon menyerukan semua orang untuk mulai menekuni jurnalisme warga, terutama bagi mereka yang memiliki keahlian untuk berbicara topik tertentu, atau mereka yang berada dalam sebuah peristiwa penting sehingga bisa memberikan laporan pandangan mata.
Model jurnalisme demikian dinilai lebih ideal, ketimbang model jurnalisme berbasis legacy media, yang dipayungi korporasi besar, lengkap dengan kepentingan komersial dan politik mereka.
Berikut ini riset TheStanceID mengenai konsentrasi kepemilikan media massa di Amerika, mengacu pada pernyataan Elon, dan potret media di Indonesia yang ternyata kurang lebih bernasib sama.
Lima pemilik media di Amerika:
Brian L. Roberts
Dia menduduki posisi sebagai Ketua & CEO Comcast Corporation. Di bawah kendalinya, ada beberapa aset media yang penting mempengaruhi narasi informasi kepada publik:
Penyiaran: NBC, Telemundo, MSNBC, CNBC, USA Network, Bravo, Syfy, E!, Golf Channel, Olympic Channel
Rumah Produksi: Universal Pictures, Focus Features, DreamWorks Anomations, Peacock
Christine McCarthy dan Bob Iger
Keduanya merupakan pemegang saham perorangan terbanyak di The Walt Disney Company. Aset media yang mereka control di antaranya:
Penyiaran: ABC, ESPN, FX, National Geographic, Freeform, Disney+, Hulu (saham mayoritas), ESPN+
Rumah Produksi: Walt Disney Pictures, Pixar, Marvel Studios, Lucasfilm, 20th Century Studios, Searchlight Pictures
Shari Redstone
Dia merupakan pemegang saham utama di Paramount Global. Aset medianya meliputi:
Penyiaran: CBS, MTV, Nickelodeon, BET, Comedy Central, Showtime, The CW (kepemilikan sebagian), Paramount+
Rumah Produksi: Paramount Pictures
Rupert Murdoch
Taipan ini merupakan pemilik Fox Corporation dan News Corporation. Aset media yang dikontrol adalah:
Penyiaran: Fox News, Fox Business, Fox Sports, Fox Network
Terbitan: New York Post, Dow Jones & Company (pemilik The Wall Street Journal, Barron's, MarketWatch)
Klan Hearst
Keluarga ini merupakan pemilik Hearst Communications. Aset Medianya adalah:
Penyiaran: Kepemilikan sebagian di A&E Networks (History Channel, Lifetime), ESPN (dengan Disney)
Terbitan: San Francisco Chronicle, Houston Chronicle, Cosmopolitan, Esquire, Harper's Bazaar
Indonesia Sami Mawon
Di Indonesia, saturasi kepemilikan media tidak separah di Amerika, dengan ribuan media online beroperasi di seluruh Indonesia. Hanya saja, trennya mengarah ke sana, di mana media-media besar swasta dikontrol oleh beberapa orang saja.
Berikut ini beberapa di antaranya
Lilik Oetomo
Meneruskan konglomerasi Kompas Gramedia yang didirikan ayahnya yakni Jacob Oetama (alm), Lilik selaku putra sulung kini bertindak sebagai CEO Kompas Gramedia, selama 10 tahun terakhir.
Di grup ini berkumpul 150 media, dengan brand besar meliputi:
Terbitan: Kompas, Tribunnews, Grid, Bobo, Intisari, Kontan, Warta Kota
Penyiaran: Kompas TV, KG Radio network, Sonora
Hary Tanoesoedibjo
Melalui PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), mulai mengoperasikan media swasta sejak masa reformasi, utamanya mengelola bisnis media yang semula dimiliki oleh keluarga Soeharto (Bambang Trihatmodjo dan Siti Hardijanti Rukmana).
Media yang dikelola tergolong luas, meliputi:
Terbitan: Koran Sindo, Koran MNC, Okezone, Sindonews, IDX Channel, Celebrities, Sportstars, Inews
Penyiaran: Inews, MNC TV, RCTI, GTV, MNC Vision, Indovision, RCTI+
Rumah Produksi: Movieland
Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Mengubah lini bisnis PT Elang Mahkota Teknoologi Tbk (Emtek), Eddy dan adiknya yakni Fofo Sariaatmadja menggeluti bidang media dengan memiliki dan mengoperasikan beberapa Perusahaan media.
Media yang dikelola termasuk di papan atas, meliputi:
Terbitan: kapanlagi, kly.id, liputan6, merdeka.com, bola.net, fimela.com, brilio, otosia
Penyiaran: SCTV, Indosiar, O Channel, Vidio, Nexmedia, Klikdokter, karir.com, Qerja, Jobs.id,
Rumah Produksi: RANS entertainment, BASE entertainment, Sinemart Pictures, Screenplay Films, Sky Films
Chairul Tanjung (CT)
Dokter gigi yang kemudian banting stir menjadi pebisnis andal tersebut mengendalikan media melalui bendera Trans Corps. Mantan Menteri Koordinator Perekonomian tersebut memiliki beberapa media yang berpangsa pasar besar.
Terbitan: detik.com, CNN Indonesia, CNBC Indonesia, haibunda.com, insertlive.com, beautynesia, female daily, mommies daily, girls beyond,
Penyiaran: Trans TV, Trans 7, CNN Indonesia TV, CNBC Indonesia TV, Transvision, Vision Radio
Rumah Produksi: CXO Production
Anin Bakrie
Mewarisi jejaring media dari ayahnya Aburizal Bakrie, Anindya Novyan Bakrie mengendalikan beberapa perusahaan media dengan jejaring nasional.
Terbitan: vivanews, tvonenews,
Penyiaran: tvOne, AN TV, VTV
Rumah Produksi: One Pride
Surya Paloh
Menjalankan bisnis media melalui bendera Media Group, pengusaha keturunan Aceh tersebut kini mengendalikan beberapa perusahaan media besar, di antaranya:
Terbitan: Media Indonesia, metrotvnews
Penyiaran: Metro TV
Hartono Bersaudara
Seiring dengan perkembangan media, konglomerasi grup Djarum yang dikendalikan keluarga Hartono asal Kudus, dalam 10 tahun terakhir mulai melirik bisnis media, dengan membeli saham atau menjadi investor.
Terbitan: Kumparan (melalui suntikan GDP Ventures), Narasi (melalui suntikan GDP Ventures), Historia, Opini.id, Womantalk, HaloDoc
Penyiaran: Narasi TV
George Soros
Tidak hanya warga negara Indonesia, lanskap media di Indonesia juga diwarnai pemain global, salah satu di antaranya adalah George Soros melalui Open Society Foundation. Lembaga tersebut memberikan pendanaan bagi operasi entitas media.
Terbitan: Project Multatuli (donatur utama), The Conversation
Dengan peta industri media tersebut, Dewan Pers sampai detik ini mensyaratkan produk jurnalistik harus dibuat oleh para jurnalis yang bekerja untuk perusahaan pers.
Mereka tidak menganggap karya milik non-legacy media, atau homeless media, sebagai produk jurnalistik dan tidak memberikan perlindungan terhadapnya, sebagaimana amanat UU nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. (ags)
Untuk menikmati berita cepat dari seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.