Kamis, 17 Juli 2025
Term of Use Media Guidelines

Luka di Tanah Zamrud

Syair dari Zaman Kehancuran

By
in Social Podium on
Luka di Tanah Zamrud
Ilustrasi syair dari zaman kehancuran (Sumber: leonardo.ai)

Oleh Fahrus Zaman Fadhly, Dosen Universitas Kuningan (UNIKU), kini aktif menjadi Ketua Bidang Bimbingan dan Penyuluhan Agroforestry Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).

Aku kisahkan kepadamu

Tentang negeri yang dilahap gelap

Di mana cahaya keadilan diredam

Di mana hukum tertidur tanpa nyawa

Di mana peradaban jatuh

Serendah pasir di telapak penjajah

Di sini, di tanah yang dulu megah

Seorang tukang kayu naik takhta

Dibaptis dalam air berlumpur dusta

Jubahnya bersulam noda khianat

Tangannya mencengkeram emas yang bukan miliknya

Dipelihara oleh serigala asing

Yang menanam racun dalam rahim ibu pertiwi

Sepuluh tahun, tanah ini merintih

Sepuluh tahun, sungai-sungai mengalir darah

Sepuluh tahun, rakyat berbaris panjang

Bukan untuk kemerdekaan

Tapi untuk mengais remah dari pesta para begundal


Hukum?

Dibongkar dan diruntuhkan

Oleh mereka yang seharusnya menjaganya

Aparat penegak hukum jadi tangan kekuasaan

Memutarbalikkan keadilan

Menukar suara rakyat dengan kepentingan


Wakil rakyat?

Sejatinya hanya bayang penguasa

Mereka berkoor dalam simfoni dusta

Memuja takhta, menggadaikan suara

Menjual harapan dengan harga murah

Sumber daya negeri ini bukan lagi milik anaknya

Gunung-gunung habis dikuliti

Lautan diperas, hutan dijagal

Bumi yang hijau kini kering

Rakyat menangis, tapi suara mereka ditelan deru mesin perampok


Oh Nusantara, kapan kau kembali?

Matahari diselimuti debu kerakusan

Langit berjelaga oleh asap tirani

Adakah angin utusan Ilahi

Yang akan mengabarkan lahirnya Ratu Adil?


Bangkitlah!

Dari puing peradaban yang diinjak penguasa tuli

Mari kita tanggalkan tirai gelap

Mari kita tempa cahaya baru

Dari tangan yang tak sudi dijadikan budak

Dari hati yang tak akan tunduk pada penjajah

Dari jiwa yang tetap setia pada tanahnya

Selamatkan negeri dari angkara murka

Sebelum fajar enggan kembali


(Kuningan, 11 Maret 2025)

Untuk menikmati berita peristiwa di seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.

\