Luka di Tanah Zamrud
Syair dari Zaman Kehancuran

Oleh Fahrus Zaman Fadhly, Dosen Universitas Kuningan (UNIKU), kini aktif menjadi Ketua Bidang Bimbingan dan Penyuluhan Agroforestry Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI).
Aku kisahkan kepadamu
Tentang negeri yang dilahap gelap
Di mana cahaya keadilan diredam
Di mana hukum tertidur tanpa nyawa
Di mana peradaban jatuh
Serendah pasir di telapak penjajah
Di sini, di tanah yang dulu megahSeorang tukang kayu naik takhta
Dibaptis dalam air berlumpur dusta
Jubahnya bersulam noda khianat
Tangannya mencengkeram emas yang bukan miliknya
Dipelihara oleh serigala asing
Yang menanam racun dalam rahim ibu pertiwi
Sepuluh tahun, tanah ini merintihSepuluh tahun, sungai-sungai mengalir darah
Sepuluh tahun, rakyat berbaris panjang
Bukan untuk kemerdekaan
Tapi untuk mengais remah dari pesta para begundal
Hukum?Dibongkar dan diruntuhkan
Oleh mereka yang seharusnya menjaganya
Aparat penegak hukum jadi tangan kekuasaan
Memutarbalikkan keadilan
Menukar suara rakyat dengan kepentingan
Wakil rakyat?Sejatinya hanya bayang penguasa
Mereka berkoor dalam simfoni dusta
Memuja takhta, menggadaikan suara
Menjual harapan dengan harga murah
Sumber daya negeri ini bukan lagi milik anaknya
Gunung-gunung habis dikuliti
Lautan diperas, hutan dijagal
Bumi yang hijau kini kering
Rakyat menangis, tapi suara mereka ditelan deru mesin perampok
Oh Nusantara, kapan kau kembali?Matahari diselimuti debu kerakusan
Langit berjelaga oleh asap tirani
Adakah angin utusan Ilahi
Yang akan mengabarkan lahirnya Ratu Adil?
Bangkitlah!Dari puing peradaban yang diinjak penguasa tuli
Mari kita tanggalkan tirai gelap
Mari kita tempa cahaya baru
Dari tangan yang tak sudi dijadikan budak
Dari hati yang tak akan tunduk pada penjajah
Dari jiwa yang tetap setia pada tanahnya
Selamatkan negeri dari angkara murkaSebelum fajar enggan kembali
(Kuningan, 11 Maret 2025)
Untuk menikmati berita peristiwa di seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.