Kardinal Tagle, Tokoh Asia Kandidat Pengganti Paus Fransiskus

Kardinal Tagle dijuluki sebagai calon paus masa depan bahkan sejak di awal masa kepausan Paus Fransiskus.

By
in Now You Know on
Kardinal Tagle, Tokoh Asia Kandidat Pengganti Paus Fransiskus
Kardinal Tagle dari Filipina yang digadang-gadang menjadi penerus Paus Fransiskus. (Sumber: https://rcam.org/)

TheStanceID - Duka masih dirasakan oleh umat Katolik di seluruh dunia pasca wafatnya Paus Fransiskus (88 tahun) pada Senin (21/4/2025). Masyarakat dunia turut merasa kehilangan atas meninggalnya pria bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu.

Hidup dalam kesederhanaan, penuh welas asih, serta menjunjung rasa kemanusian, Paus Fransiskus meninggalkan kesan dan duka mendalam bagi banyak orang di seluruh dunia, khususnya 1,4 miliar pemeluk agama Katolik.

Upacara pemakaman berlangsung pada Sabtu (26/4/2025), dipimpin para kardinal dari berbagai negara. Setelah dilakukan misa pemakaman di Lapangan Santo Petrus, jenazah Paus Fransiskus dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore.

Berbeda dari pendahulunya yang dimakamkan di kompleks Vatikan, pria asal Argentina itu memilih gereja favoritnya di Roma sebagai tempat peristirahatan terakhir. Dia bahkan berwasiat agar tidak ada nisan dengan ornamen megah di pusaranya.

Pemakaman yang sederhana itu menjadi cermin dan pesan terakhir yang ditampakkan Paus Fransiskus kepada dunia, tentang nilai kesederhanaan di tengah gegap gempita dunia yang kian menuhankan egoisme dan narsisme.

Kini setelah masa berkabung selesai, dunia menanti siapa sosok pengganti Paus Fransiskus, yang akan dipilih melalui proses Konklaf di mana kardinal dari seluruh dunia yang berusia di bawah 80 tahun berhak untuk memilih dan dipilih.

Konklaf akan digelar di Kapel Sistina, Istana Apostolik setelah 15-20 hari sejak kepulangan Paus, yakni sekitar 5-6 Mei 2025. Konklaf dinyatakan selesai apabila paus terpilih memperoleh dua pertiga suara dari Dewan Kardinal.

Salah satu nama kuat yang mencuat adalah kardinal asal benua Asia, Luis Antonio Tagle (67 tahun), kardinal asal Filipina yang difavoritkan menjadi pengganti Paus Fransiskus.

Dekat dengan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus

Oleh media Katolik internasional, Kardinal Tagle dijuluki sebagai calon paus masa depan bahkan sejak di awal masa kepausan Paus Fransiskus. Sikapnya yang progresif membuatnya dekat dengan Paus Fransiskus.

Paus Yohanes Paulus II pernah menunjuknya memimpin Komisi Teologi Internasional, sebuah struktur administrasi Gereja Katolik pada tahun 1995.

Setelah masa penugasan selesai pada 2002, satu tahun kemudian ia diangkat sebagai Uskup Imus oleh Kardinal Jaime Sin.

Pada tahun 2011 Tagle ditunjuk menjadi Uskup Agung Manila ke-32, menggantikan Kardinal Gaudencio Rosales. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai kardinal oleh Paus Benediktus XVI.

Semasa Paus Fransiskus masih menjabat, Kardinal Tagle pernah ditunjuk sebagai Prefek Kongregasi untuk penginjilan umat manusia pada tahun 2019 dan menjadi orang Asia kedua yang pernah memimpin kongregasi tersebut.

Berasal dari negara dengan mayoritas penduduk pemeluk agama Katolik, menguatnya nama Kardinal Tagle sebagai calon pengganti Paus Fransiskus, akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Filipina jika ia benar-benar terpilih.

Doa-doa yang dipanjatkan oleh masyarakat Filipina turut mengiringi perjalanan mantan pemimpin keuskupan agung Manila itu. Figurnya yang hangat dan ceria menjadi alasan Kardinal Tagle dicintai di negaranya.

“Saya mendukungnya, dia adalah salah satu orang paling ceria yang pernah saya temui,” tutur Danna Armela Abel Nidea dalam wawancara dengan ABC News.

Ramah pada Kaum LGBT

LGBT pride

Pada tahun 2015 di Wembley Arena, London, dalam pidatonya, Kardinal Tagle mengatakan kepada kaum muda Katolik bahwa sikap keras dan kasar gereja kepada kaum marginal harus dihentikan.

Dia meminta umat Katolik untuk lebih merangkul kelompok yang terpinggirkan seperti Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

“Banyak orang yang termasuk dalam kelompok-kelompok ini dicap dan hal ini menyebabkan mereka terisolasi dari masyarakat yang lebih luas,” ungkap Tagle dalam wawancara dengan Telegraph.

Lebih jauh lagi, dia menyorot korban perceraian serta ibu tunggal, karena menyebabkan kerugian jangka panjang. Sebagai catatan, isu perceraian masih sangat ditabukan untuk diangkat ke permukaan di kalangan penganut Katolik.

Dengan kata lain, dia berusaha tetap relevan dengan situasi kekinian dengan menekankan solusi pastoral bagi masalah-masalah yang diperdebatkan, seperti perceraian yang sampai sekarang masih ilegal di Filipina.

Meski demikian, sikap progresif tersebut tidak tampak ketika bicara soal isu politik, khususnya di Fipilina. Dikenal sebagai akademisi, sebagian orang meragukan kemampuannya dalam memberikan pendekatan dan solusi praktis kepada umat.

“Beberapa kritik terhadap Tagle di sini adalah tentang pendekatannya, bahwa ia merupakan seorang akademisi, ia lebih cocok untuk peran administratif,” kata Michael Xiao Chua, sejarawan dari Universitas De La Salle Manila.

Kardinal Tagle diketahui pernah mengajar filsafat dan teologi di Seminari Tinggi Sabda Allah dan San Carlos serta Sekolah Tinggi Teologi Loyola.

Baca juga: Kepedulian dalam Bingkai Kesederhanaan ala Paus Fransiskus

Terkait permasalahan di dalam negeri, Kardinal Tagle dipandang terlalu berhati-hati menentukan sikap. Sebagai seorang pemimpin agama tertinggi di negaranya, tentu pengaruhnya sangat dinantikan.

Seorang pastor bahkan mengkritik Kardinal Tagle sebagai pemimpin yang malu-malu kucing selama ia menjabat sebagai Uskup Agung Manila.

“Dalam menangani kontroversi dan menangani masalah-masalah yang diperdebatkan, Kardinal Chito [nama Tagle yang sering disebut di Filipina] tidak akan masuk ke perairan yang berbahaya,” kata pastor tersebut "dikutip ABC News.

Sikap moderat Kardinal Tagle dinilai kurang ideal jika dihadapkan dengan permasalahan di Filipina yang membutuhkan keputusan dan penyikapan tegas dan jelas.

Meskipun dikritik di dalam negeri, sosoknya dinilai menjadi calon kuat pimpinan tertinggi umat Katolik karena kedekatan cara pandangnya dengan Paus Fransiskus.

Jika ia terpilih, Kardinal Tagle akan mengukir sejarah baru sebagai kardinal Asia pertama yang menjadi Sri Paus. (mhf) ***

Untuk menikmati berita peristiwa di seluruh dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.