Jakarta, TheStance – Setelah nyaris tiga dekade, tepatnya 29 tahun, Band rock asal Amerika Serikat, Foo Fighters akhirnya kembali menyapa penggemarnya di Indonesia.

Band yang digawangi Dave Grohl itu tampil fantastis di Carnaval Ancol, Jakarta pada Kamis (2/10/2025) malam. Beraksi sekitar 2,5 jam di atas panggung, Foo Fighters memainkan 25 lagu dengan spektakuler dan energik.

Konser yang dipromotori oleh Ravel Entertainment itu menjadi momen kedua kalinya Foo Fighters menyambangi Jakarta. Band yang terbentuk sejak 1994 itu sebelumnya pernah tampil di Jakarta Pop Alternative Festival 1996 silam.

"Sudah lama sekali, sudah lama sekali. Apakah kalian siap?" kata vokalis sekaligus gitaris Foo Fighters, Dave Grohl yang muncul tanpa intro atau aba-aba lainnya di atas panggung, Carnaval Ancol, Jakarta.

Foo Fighters tampil dengan formasi personil lengkap di konser Foo Fighters: Live in Jakarta. Mereka adalah Dave Grohl, Nate Mendel, Pat Smear, Chris Shiflett, Rami Jaffee, dan drummer terbaru mereka Ilan Rubin.

Band asal Seatle Amerika Serikat ini mengawali konser di Jakarta dengan beberapa lagu seperti All My Life, Times Like These, Rope, dan The Pretender. Ribuan penggemar pun langsung ikut bernyanyi dan berteriak bersama. Para penonton tampak datang dari berbagai usia, bahkan hingga orang tua.

Nostalgia Manggung di Jakarta dan Simpan CD Pas Band

Dave Grohl

Momen penuh nostalgia hadir ketika Dave Grohl disela-sela lagu mengenang pengalaman bersejarah Foo Fighters saat pertama kali tampil di Jakarta pada era 90-an. Kala itu, mereka satu panggung dengan Beastie Boys, Sonic Youth. Dave menyebut penampilan bersama para musisi tersebut sebagai kenangan yang tak terlupakan.

"Ada beberapa kota yang lima tahun jaraknya sebelum kami manggung lagi, ada yang sepuluh tahun. Kami tidak manggung di kota ini hamper 30 tahun!. Terakhir kami main disini, kami cuma punya 12 lagu! Sekarang kami sudah punya banyak lagu," ujar Dave Grohl.

Ada banyak cara musisi luar negeri untuk bisa memikat penonton Indonesia. Mulai dari mengeluarkan diksi bahasa indonesia, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sampai membawa bendera merah putih ke atas panggung. Tapi semua gimmick menjemukan itu tak dilakukan Dave Grohl.

Interaksinya dengan penonton yang hangat dan ingatan tentang Pas Band yang masih disimpan hingga kini cukup memberi gambaran kuat akan ikatan emosional antara Foo Fighters dan panggung Jakarta.

Dave Grohl bahkan menyebut gitarisnya Pat Smear masih menyimpan CD PAS Band.

"Dan sebuah band bernama Pas, saya pikir mereka menyebut mereka Pas. Saya pikir mereka yang membuka pertunjukan. Saya juga dengar drummernya ada di sini malam ini."

"Pat masih memiliki CD itu. Pat, kamu ingat tahun 1996, kan? Kamu ingat karena kamu punya CD Pas Band itu, bukan?” kata Dave yang kemudian disambut anggukan dan senyuman Pat Smear di sudut panggung, membenarkan cerita tersebut.

Tampil Pertama Kali di Jakarta Pop Alternative Festival 1996

poster foo fighters

Kenangan tentang Pas Band dan pengakuan Pat Smear yang masih menyimpan CD Pas Band dari era 90-an menjadi simbol bagaimana panggung musik Indonesia ikut memberi kesan mendalam bagi band rock legendaris dunia ini.

Dikutip dari berbagai sumber, Foo Fighters pertama kali konser di Indonesia saat mengisi acara Jakarta Pop Alternative Festival yang digelar di Plaza Timur Senayan, Jakarta, pada 14 Januari 1996.

Selain Foo Fighters, ketika itu ada dua band internasional lainnya yang tampil, yaitu Beastie Boys dan Sonic Youth. Festival yang dipromotori Java Musikindo itu juga dimeriahkan oleh band-band lokal seperti Netral, PAS Band, dan Nugie.

Foo Fighters datang ke Indonesia untuk pertama kalinya setelah merilis album debut mereka, Foo Fighters (1995). Kedatangan mereka ke Jakarta menjadi bagian dari tur Asia setelah tampil di Australia, sebelum melanjutkan ke Singapura.

Promotor Adrie Subono yang berperan besar membawa Foo Fighters ke Indonesia kala itu mengungkapkan walaupun sempat merugi, tetapi festival yang menampilkan Foo Fighters itu berhasil menghadirkan sekitar 3.000 penonton dengan tiket seharga Rp55 ribu.

Adrie Subono mengaku melakukan persiapan yang matang dalam menyambut ketiga band tersebut, terkhusus Foo Fighters, yang pendirinya adalah salah satu drummer legendaris Nirvana.

“Kita yang siapin hotel, kita pesankan hotel bintang tiga di Tanah Abang. semua di hotel yang sama. mereka naik bus yang gede. Saya sambut di depan rumah,” ungkap Adrie Subono dalam tayangan youtube Shindu's Scoop.

Selain tampil menghibur, para personel Foo Fighters juga kedapatan menikmati penampilan para musisi lokal. Dave Grohl dan Pat Smear yang menonton dari pinggir panggung bahkan sampai 'jatuh hati' dengan penampilan Pas Band.

"Mereka bagus. Pemain gitar, drum, bas, apalagi vokalisnya. Mereka bakal jadi band besar,” puji Dave Grohl kepada Pas Band seperti dikutip dari majalah Hai.

Jakarta Pop Alternative Festival menjadi salah satu festival penting dan cukup bersejarah bagi dunia bisnis pertunjukan tanah air khususnya konser band mancanegara, karena festival tersebut dapat berlangsung aman juga tertib pasca diberlakukannya larangan konser-konser rock setelah kerusuhan konser band Metallica di stadion Lebak Bulus, 3 tahun sebelumnya.

Konon, untuk mensiasati keluarnya ijin penyelenggaraan konser, ketika itu pihak promotor dan MTV terpaksa harus mengganti kata 'Rock Alternative' menjadi Pop Alternative sebagai nama festival, meskipun band yang tampil mayoritas bergenre rock.

Belajar dari Kru Dunia dan Dapat Apresiasi Foo Fighters

pas band

Tampil bersama nama besar seperti Beastie Boys, Sonic Youth, hingga Foo Fighters tentu menjadi kenangan dan kebanggan tersendiri bagi Pas Band, yang kala itu sudah mengoleksi dua album dan sedang menapaki jalannya menuju band papan atas tanah air lewat jalur independen.

Mereka memainkan lagu-lagu dari E.P "Four Through The Sap" (1993) dan debut album mereka "In (No) Sensation" (1995).

"Bisa sepanggung dengan Beastie Boys, Sonic Youth, dan Foo Fighters itu pencapaian banget buat kami,” kenang Richard Mutter, drummer PAS Band dikutip daari sebuah wwancara dengan Antara ditahun 2020.

Lebih dari sekadar berbagi panggung, pengalaman paling berkesan justru datang dari balik layar. Dari dekat, personel PAS Band dan kru bisa menyaksikan sekaligus belajar langsung bagaimana tim produksi band-band besar mancanegara itu bekerja.

“Kita jadi belajar banyak. Kru Beastie Boys itu arogan banget, semua harus pakai stiker Beastie Boys. Sementara kru Sonic Youth wise, tapi repot karena gitar Thurston Moore banyak banget, satu lagu satu gitar,” cerita Richard.

“Kalau Foo Fighters, karena masih band baru, mereka malah nongkrong di pinggir panggung nontonin PAS Band main. Bahkan Pat Smear sampai histeris dan bilang ‘your band so great’ ke Bengbeng.” kenang Richard.

Salah satu momen yang tak bisa dilupakan Richard adalah perlakuan timpang antara band lokal dan internasional dalam hal teknis peralatan saat persiapan jelang konser itu .

Alhasil, meski terbatas secara teknis dan seolah ingin membalas, Pas Band meluapkannya dengan penampilan yang meledak dan enerjik.

Bahkan, Yukie, vokalis Pas Band di atas panggung sempat menyuarakan kritik keras dan masih diingat oleh para penonton konser tersebut.

“Kita sudah merdeka tapi masih dijajah. Sekali terjajah tetap terjajah!”, teriak Yuki lantang.

Penampilan impresif Pas Band di Jakarta Pop Alternative Festival bukan hanya diingat Dave Grohl dan personil Foo Fighters, tapi juga oleh penggemar skena rock Indonesia.

"(setelah Pas Band manggung) Ternyata mereka yang nyamperin kita. Foo Fighters sih, mereka sampai masuk ke backstage kita. Kalau enggak salah ada beberapa foto Foo Fighters sama Pas band itu background-nya bus, itu bus Pas band kalau enggak salah," ujar Richard mengenang momen tersebut. (est)

Simak info publik, kebijakan & geopolitik dunia di kanal Whatsapp dan Telegram The Stance