Tonga, TheStanceID - Temuan terbaru menunjukkan bahwa efek pemanasan global tak terbendung. Hal ini meningkatkan urgensi seluruh negara untuk mengakselerasi kebijakannya dalam mengerem dampak perubahan iklim.
Badan Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) pada Selasa (27/8/2022) melaporkan bahwa laju ketinggian air di Samudra Pasifik telah bergerak semakin cepat hingga tiga kali lipat, menjadi 10-15 cm, dibandingkan dengan tahun 1993.
Kenaikan permukaan Samudra Pasifik sebesar 10-15 cm dalam kurun 30 tahun ini termasuk mengkhawatirkan. Pasalnya, sebelum era pemanasan global pada tahun 1980, ketinggian air laut rata-rata hanya naik 3-5 cm dalam kurun 30 tahun.
Laporan itu dirilis dalam pertemuan di Forum Pasifik oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres, dan Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo. Tonga adalah negara kecil di Pasifik dengan populasi sekitar 100 ribu jiwa, sedangkan Forum Pasifik adalah organisasi regional yang anggotanya terdiri dari negara-negara yang berlokasi di Samudra Pasifik.
Dalam pernyataannya, dikutip dari rilis WMO, Sekjen PBB Antonio Gutteres mengatakan laju kenaikan ini disebabkan oleh pemanasan global. "Sebabnya jelas, pemanasan rumah kaca yang dihasilkan bahan bakar fosil memasak bumi ini, dan laut menerima panasnya secara literal," katanya.
Sedangkan Sekjen WMO, Celeste Saulo, mengatakan bahwa pemanasan global sudah menjadi ancaman umat manusia. "Laut menyerap lebih dari 90% panas yang terperangkap karena efek rumah kaca, dan saat ini laut mulai berubah," katanya.
Laju Penanganan Lambat
Lalu apa artinya kenaikan permukaan air laut setinggi 15 cm?
Dalam debat webinar 4 tahun lalu, yang diselenggarakan Majelis Parlemen OSCE, Direktur Bjerknes Centre for Climate Research sebenarnya telah mengingatkan bahaya kenaikan laju pemanasan global.
Dia mengacu pada temuan percepatan terjadinya lelehan gunung-gunung es di Samudera Arktik, yang terjadi dalam 40 tahun terakhir. Demikian juga dengan salju glasier di gunung-gunung tertinggi dunia.
"Greenland mencair. Antartika mencair. Kita tak bisa membayangkan proporsinya, tapi coba ambil gambaran tujuh kolam renang standar Olimpiade terisi dengan air setiap 1 detik," tutur Furevik sebagaimana dikutip Highnorth News.
Konsekuensinya, lanjut dia, setiap kenaikan 1 sentimeter air laut berarti bakal akan ada 1 juta orang yang harus dievakuasi karena permukaan daratan berkurang.
Daratan Hilang
Coast Adapt dalam salah satu infografisnya menyebutkan bahwa tiap kenaikan 1 sentimeter permukaan air laut berarti permukaan daratan mundur atau hilang 1 meter.
Dengan kata lain, kenaikan 30 sentimeter berarti 30 meter daratan atau sepertiga lapangan bola telah tertelan air laut. Ini belum menghitung permukaan kepulauan yang rawan dengan pasang-surut air laut.
Pada akhir tahun 2023 pemerintah Amerika Serikat merilis Penilaian Iklim Nasional (National Climate Assessment/NCA) yang kelima. NCA merupakan penilaian semi-rutin mengenai dampak perubahan iklim terhadap AS.
Dijalankan dengan mengacu pada penelitian ilmu sosial mengenai perubahan iklim selama beberapa dekade, NCA menilai bahwa upaya pencegahan perubahan iklim, yang lajunya lebih lambat ketimbang perubahan iklim itu sendiri, kini kian mendesak karena membuat masyarakat terpinggirkan dan berpenghasilan rendah menjadi korban.
Sistem dan institusi sosial – termasuk struktur pemerintahan, budaya, spiritual, dan ekonomi – merupakan satu-satunya tempat di mana adaptasi dan mitigasi dapat terjadi.
Artinya, diperlukan kebijakan publik yang terintegrasi agar bisa dilaksanakan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Ironisnya, berbagai program penanggulangan dan pencegahan perubahan iklim yang dijalankan oleh pemerintah sedunia belum terlihat membuahkan hasil.
Temuan NCA mengonfirmasi bahwa bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, seperti banjir, badai, tanah longsor, terjadi semakin intens dalam 1 dasawarsa terakhir. (bsf)