Oleh Syaifullah, pemerhati isu pendidikan dan sosial. Pernah menjadi leader consultant Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, dan kini aktif sebagai Principal Consultant Implementasi Knowledge Management Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gunung Muria megah menjulang tinggi
Bandeng Pati melompat riang-riang
Pajak naik dua lima puluh jadi biang
Sandal terbang pun jadi "hadiah" istimewa!
Babak 1: Ngalah – Pasrah atau Hitung Kalkulator?
Awalnya, warga Pati memilih ngalah (mengalah) ala budaya Jawa. Mereka cuma mengeluh di warung kopi saat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) naik 250%.
Tapi pas hitung selisihnya (Rp66.000 → Rp86.000 untuk rumah 100m²), protes pun pecah: "Ini bisa beli 500 cilok plus es teh, Pak!"
Apalagi Bupati Sudewo bandingkan PBB Pati (Rp29 miliar) dengan Jepara (Rp75 miliar), padahal: "Jepara punya mebel, kami punya bandeng. Bandeng dimasak pake mebel?"
Babak 2: Ngalih – Ganti Taktik, Bikin Posko "Ambulans"
Gagal ngalah, warga ngalih (beralih strategi). Mereka dirikan Posko Logistik Demo depan kantor bupati, jadi markas pengumpulan:
3.000 dus air mineral
Ikan bandeng beku
Pisang & melon
Sandal jepit cadangan (buat lempar!)
Saat Satpol Pamong Praja (PP) mau bongkar posko, terjadi adegan "kejar-kejaran": >
Relawan: "Jangan ambil Aqua itu, itu amanah rakyat!"
Petugas: "Cuma mau dipindah, Pak!"
Warga: "Awas, nanti viral TikTok!"
Babak 3: Ngestoni – Solidaritas Global, Rantau Pulang demi Pati
Di sinilah Ngestoni (bersatu senasib) jadi puncak epik! Solidaritas warga Pati meledak:
Kuli bangunan dari Jakarta balik kampung bawa bendera: "Daripada bayar kos, mending demo gratis!"
TKI Malaysia kirim duit beli speaker: "Pajak di sini, hati di Pati!"
Mahasiswa Jogja kumpulkan 3.000 botol air: "Ini lebih seru daripada KKN!"
Bahkan pendukung lama Sudewo kayak Supriyono bakar kaos: "Dulu saya pilih dia, sekarang saya mending demo sambil makan bandeng goreng!"
Babak 4: Ngamuk – 100.000 Orang & Festival Lempar Sandal
Tanggal 13 Agustus, ngamuk pecah! 100.000 warga membanjiri kantor bupati — bikin tantangan Sudewo "50.000 orang pun tak gentar" jadi bahan sindiran. Aksi berubah jadi pesta kreativitas warga:
Botol Aqua: "Buat cuci muka, Pak Bupati!"
Sandal Swallow: "Hadiah khusus biar enggak kepleset!" (langsung mendarat di dekat kepala Sudewo).
Mobil Polisi dibakar massa sambil teriak "Biar hangat, soalnya AC kantor bupati dingin banget!" .
Polisi tembakkan gas air mata, 34 orang luka (versi polisi) atau 64 (versi Dinas Kesehatan), tapi yang viral malah wartawan "tewas" yang ternyata hoax.
Filosofi Jawa 4.0: Dari Ngalah Sampai Ngamuk
Demo Pati buktikan filosofi Jawa bukan teori semata:
Ngalah: Toleransi awal kenaikan PBB.
Ngalih: Kirim surat protes + bikin posko.
Ngestoni: Puncak solidaritas! Warga rantau pulang, TKI kirim dana, mahasiswa jadi relawan logistik.
Ngamuk: Lempar sandal saat Sudewo bilang "Saya tak mundur, ini konstitusional!" .
"Orang Jawa itu kuat karena Ngestoni," kata pakar. Mereka rela jual sesuatu buat ongkos demo, demi satu kata: kebersamaan! .
Dampak: Pansus Pemakzulan & Pelajaran buat Pemimpin
DPRD Pati langsung bentuk pansus pemakzulan dengan dua alasan:
Polemik pengangkatan direktur RSUD RAA Soewondo ilegal
Pelanggaran janji jabatan terkait kenaikan PBB
Prosesnya bakal panjang: dari DPRD → Mahkamah Agung → Presiden, tapi tegarnya warga jadi tekanan politik .
Apa kata para korban?
Bu Retno (57 th, penjual roti):Sudewo lengser! Saya demo sambil jualan, omzet naik 200%!
Kartini (kena gas air mata): "Pak Polisi, mata saya perih, napas sesak! Jangan tembak gas!"
Pesan untuk pemimpin dari demo Pati: "Jangan remehkan ibu-ibu berkain jarik & warga yang pulang kampung. Saat hak mereka diinjak, sandal jepit pun bisa jadi rudal!"
Padi menguning di sawah luas
Bandeng segar berenang riang
Bersatu suara, sepenanggungan
Pemimpin bijak dengar suara rakyat
Demo Pati adalah kisah epik solidaritas wong cilik. Filosofi Jawa Ngalah-Ngalih-Ngestoni-Ngamuk jadi panduan hidup: ketika pemerintah abai pada ngalah dan ngalih, rakyat akan ngamuk – dengan sandal jepit sebagai simbol perlawanan.
Pati Bersuara!***
Untuk menikmati berita di berbagai dunia, ikuti kanal TheStanceID di Whatsapp dan Telegram.