Senin, 04 Agustus 2025
Term of Use Media Guidelines

Swiss Legalkan Bunuh Diri Berasistensi, tapi Kenapa Sarco Dilarang?

Swiss sejak 1940 izinkan “bunuh diri” jika ada yang memfasilitasi. Namun di kasus Sarco, sang fasilitator malah ditangkap.

By
in Now You Know on
Swiss Legalkan Bunuh Diri Berasistensi, tapi Kenapa Sarco Dilarang?
Pengunjung memperhatikan contoh kapsul bunuh diri, Sarco. Sumber: https://www.srf.ch

Jakarta, TheStanceID - Seorang perempuan Amerika Serikat (AS) memutuskan bunuh diri di Swiss, negara yang menjadi surga bagi wisata bunuh diri (suicide tourism). Namun kali ini, otoritas Swiss memutuskan menangkap mereka yang terlibat.

Berbeda dari kasus bunuh diri lainnya, teknologi Sarco yang lebih efisien--karena tidak melibatkan tenaga medis dan perizinan pihak berwenang--digunakan dalam aksi kontroversial tersebut.

Perempuan berusia 64 tahun yang tak disebutkan identitasnya tersebut ditemukan meninggal di dalam kapsul tersebut, di sebuah resor kawasan hutan di daerah Merishausen, Swiss pada Senin (23/9/2024).

Sarco adalah alat berbentuk kapsul raksasa yang muat untuk satu orang.

Berbaring di dalamnya, pengguna tinggal memencet tombol untuk memasukkan gas nitrogen, yang membuatnya terbunuh secara pelan-pelan karena hipoksia (kekurangan oksigen di otak).

Almarhum telah lolos evaluasi dari pihak psikiatris sebelum kematiannya, klaim The Last Resort, kelompok di belakang penggunaan perdana kapsul kontroversial berdesain futuristik tersebut.

Seorang juru bicara The Last Resort, sebagaimana dikutip CNN mengatakan almarhum menderita gangguan sistem kekebalan tubuh akut dan menikmati "kematian yang damai."

Namun, otoritas Swiss memutuskan menangkap empat orang yang terlibat di insiden Sarco.

Keempat orang yang ditangkap itu adalah Florian Willet, Wakil Direktur Utama The Last Resort, jurnalis Belanda yang merekam aksi tersebut, dan dua orang Swiss yang memfasilitasi lokasi dan akomodasi untuk proses eksekusi.

Apa itu Sarco?

Sarco, berasal dari kata Sarcophagus (peti mati di zaman batu) yang didesain oleh Philip Nitschke, seorang fisikawan Australia yang memperjuangkan "hak untuk bunuh diri" sejak era 1990-an.

Alat itu bisa dipakai secara mandiri tanpa pengawasan siapapun, semudah menyalakan televisi. Hal ini lah yang memicu kekhawatiran bahwa alat tersebut bisa disalahgunakan dan memicu kenaikan angka bunuh diri.

Yang lebih memprihatinkan, alat tersebut bisa dicetak dengan mesin cetak tiga dimensi (3D-print) dan dirakit sendiri. Pengguna hanya perlu merogoh kocek sebesar 18 swiss franc (setara Rp322.000) untuk membeli nitrogen dari The Last Resort.

Atas praktik ini, The Last Resort terkategori melakukan komersialiasi atau mengambil keuntungan dari peristiwa tragis.

Alat itu tidak memberikan bantuan konseling kepada pengguna, melainkan hanya memberikan pertanyaan untuk mengonfirmasi identitas dan pemahaman pengguna akan konsekuensi penggunaan alat tersebut.

Pada detik terakhir, sebagaimana diberitakan New York Post yang mengutip laporan AFP, layar monitor akan menyajikan tulisan: "Jika anda ingin meninggal dunia, tekan tombol ini."

Selanjutnya, setelah tombol kematian dipencet, level oksigen di kapsul akan anjlok dari 21% menjadi 0,05% dalam waktu kurang dari 30 detik.

Hal ini akan menyumbat pasokan oksigen di otak, sehingga memicu kematian yang tragis dalam 5-10 menit.

Tombol pintu darurat juga disediakan, sekiranya di detik-detik terakhir pengguna merasa ingin mengubah keputusannya. Jika proses terus berjalan, kapsul tersebut akan berfungsi sebagai peti mati yang bisa diuraikan dengan proses alamiah.

Mengapa Polisi Bertindak?

BBC melaporkan bahwa jaksa di Schaffhausen telah membuka proses pidana terhadap beberapa orang yang terlibat dalam penggunaan perdana Sarco dengan tuduhan "membujuk, membantu dan bersekongkol dengan bunuh diri."

Alat kontroversial tersebut hingga detik ini memang belum mendapatkan izin edar. Menteri Dalam Negeri Swiss Elisabeth Baume-Schneider dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan parlemen menyatakan bahwa status Sarco “tidak legal.”

Ia tak memenuhi kebutuhan yang digariskan di UU Keselamatan Produk, dan karenanya, tidak boleh diedarkan... penggunaan nitrogen [di alat itu] tidak sejalan dengan ketentuan terkait penggunaan bahan kimia.

Di Swiss, Kementerian Dalam Negeri juga memiliki nomenklatur membuat kebijakan dan menjalankan tugas yang terkait dengan kesehatan publik.

Sampai detik ini, mayoritas negara di dunia termasuk negara di Eropa melarang bunuh diri, sekalipun dengan asistensi. Bunuh diri secara etika moral dianggap sebagai perbuatan yang tercela.

Swiss menjadi satu-satunya negara di Eropa yang mengizinkan bunuh diri dengan asistensi, asalkan bukan dokter dan bukan pihak yang memiliki motif menguntungkan diri sendiri.

Selain itu, aksi bunuh diri tidak boleh memakai eutanasia, karena persiapannya dipastikan melibatkan profesi dokter--yang secara etika semestinya membantu penyembuhan dan mendukung kehidupan.

Bukan sebaliknya. (ags)

CATATAN REDAKSI: Bunuh diri bukanlah solusi terhadap persoalan hidup dan tekanan batin. Untuk mengakses layanan konseling, masyarakat bisa mengakses nomor telepon gawat darurat Kementerian Kesehatan, yakni 119, bebas pulsa.

Pemerintah juga menyajikan layanan konseling secara psikologis secara gratis melalui sambungan telepon:

  1. RSJ Amino Gondohutomo Semarang (024) 6722565

  2. RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251) 8324024, 8324025, 8320467

  3. RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang (0341) 423444

  4. RSJ Prof Dr Soerojo Magelang (0293) 363601

  5. RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021) 5682841

Adapun nomor hotline Kementerian Kesehatan di 1500-567 bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, selama 24 jam.

\