Profil Menlu Sugiono, Anak Ideologis Prabowo
Dia dikenal sebagai anak muda cerdas di lingkaran Prabowo. Seangkatan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di SMA Taruna Magelang.

Jakarta, The StanceID - Presiden Prabowo Subianto akhirnya menunjuk Sugiono sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) di Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Dia menggantikan Retno Marsudi, yang setelah tidak menjabat, ditarik menjadi Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu air.
Sugiono, yang merupakan Wakil Ketua Umum Gerindra Bidang Kaderisasi dan Informasi Strategis ini, dengan demikian menjadi Menlu RI pertama sejak 2001 yang bukan berasal dari diplomat karier.
Sebagai informasi, Menlu RI terakhir yang berasal dari politikus dan bukan diplomat karir ialah Alwi Shihab di era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada 1999-2001.
Lantas, seperti apa rekam jejak Sugiono hingga Prabowo mengangkatnya sebagai Menlu?
Sugiono lahir di Takengon, Aceh, pada 11 Februari 1979. Dia mengenyam pendidikan dasar di SDN Takengon (1985-1991, dan pendidikan menengah pertama di SMPN 3 Banda Aceh (1991-1994). Setelah itu dia merantau ke Magelang dan berhasil lolos seleksi SMA Taruna Nusantara, dan lulus dari SMA tersebut pada 1997.
Semasa SMA, Sugiono dikenal sebagai siswa yang aktif. Dia bahkan pernah bertarung dengan rekan seangkatannya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam pemilihan ketua OSIS SMA Taruna Nusantara. "Sama sama kita ikut kontestasi lah, ya," kata Sugiono.
Usai lulus SMA Taruna, Sugiono tidak langsung mendaftar ke Akademi Militer (Akmil) seperti banyak rekan seangkatannya. Dia memilih beasiswa dari Prabowo Subianto untuk mengenyam pendidikan di kampus militer Norwich University, Amerika Serikat, jurusan Ilmu Komputer.
Ketika itu, Prabowo yang masih menjabat sebagai Danjen Kopassus meluncurkan program pengiriman alumni SMA Taruna Nusantara ke perguruan tinggi militer di Amerika Serikat melalui beasiswa.
Pensiun Dini dari TNI AD
Lulus dari Norwich University, barulah Sugiono mendaftar ke Akmil Magelang pada 2000, dan lulus pada 2002. Meski demikian, pada 2004, dia memutuskan pensiun dini dari TNI dengan pangkat terakhir Letnan Dua Korps Infanteri.
Alasan Sugiono pensiun dari TNI karena merasa kariernya sudah tertinggal jauh dibanding rekan seangkatannya yang lain.
Jika mengikuti jalur itu pasti akan ketinggalan di belakang. Harus mengejar mereka. Daripada itu, saya putuskan mengabdi kepada bangsa ini menjadi sipil
Usai pensiun dini dari TNI AD, Sugiono tidak lantas menganggur. Dia masih melanjutkan karirnya sebagai sekretaris pribadi (sespri) Prabowo.
Karier politiknya dimulai ketika Prabowo mendirikan Partai Gerindra pada 2008.
Dari sinilah perjalanan politik Sugiono dimulai. Dari menjadi kader Partai Gerindra, karier politik Sugiono kian menanjak. Pada Pilpres 2019, dia dipercaya menjadi direktur kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Saat ini, Sugiono juga menjabat sebagai Wakil Ketua Harian Dewan Pembina Partai (DPP) Gerindra (2020-2025), Wakil Ketua Umum DPP Gerindra (2020-2025), Sekretaris DPP Gerindra (2020-2025), dan Ketua Fraksi Gerindra MPR RI (2021-2024).
Pada Pemilu 2024, Sugiono kembali memenangkan kursi DPR-RI untuk periode 2024-2029 dari daerah pemilihan yang sama, yakni Jawa Tengah I.
Sementara istrinya, Marlyn Maisarah yang juga merupakan kader Partai Gerindra, juga lolos sebagai Anggota DPR-RI periode 2024-2029 di Dapil Jawa Barat V yang meliputi daerah Kabupaten Bogor.
Terakhir, sebelum didapuk menjadi Menlu, Sugiono menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI.
Anak Ideologis Prabowo
Sugiono dikenal punya kedekatan dengan Prabowo. Dia dikenal sebagai salah satu pemuda cerdas di lingkungan Prabowo dan kerap menjadi teman diskusi Prabowo mengenai berbagai topik. Tak mengherankan, orang banyak menyebutnya sebagai “anak ideologis” dari mantan Pangkostrad tersebut.
Di kalangan para kader Gerindra, Sugiono dinilai memiliki banyak kesamaan dengan Prabowo. Selain dikenal cerdas, ia juga dikenal cermat dalam menanggapi persoalan dan tegas dalam bersikap.
Sinyal bahwa Sugiono akan kali menjadi kandidat Menteri luar negeri kabinet Prabowo muncul saat dia yang saat itu menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra diminta unjuk gigi dalam berbahasa Prancis dalam rapat kerja bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Rabu (25/9/2024).
Ketika itu Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, membacakan agenda sidang, yaitu pembahasan RUU Kerja Sama Pertahanan RI-Prancis.
Judul RUU itu juga menggunakan bahasa Prancis. Meutya lalu menyinggung kemahiran Sugiono berbahasa Prancis dan memintanya membacakan judul RUU itu.
“Ini bahasa Prancis, Pak. Saya minta tolong Pak Sugiono, Wakil Ketua, karena saya tidak fasih bahasa Prancis-nya," kata Meutya.
Sugiono minta izin Prabowo untuk membacakan judul RUU yang akan dibahas:
Mohon izin Pak Menhan. RUU tentang pengesahan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Prancis, tentang kerja sama di bidang pertahanan, atau l'accord entre le Gouvernement de la République d'Indonésie et le Gouvernement de la République française relatif à la coopération dans le secteur de la défense.
Mendengar Sugiono berbahasa Prancis, peserta rapat pun langsung bertepuk tangan. Meutya lantas berkelakar kepada Prabowo dengan menyebut Sugiono “sudah cocok”. "Jadi nampaknya memang sudah cocok Pak Menhan," ucap Meutya.
Tidak jelas apa yang dimaksud Meutya dengan "sudah cocok". Tapi ketika itu diduga bahwa di kalangan partai politik pendukung Prabowo, nama Sugiono sudah beredar sebagai kandidat Menlu.
Selain itu berdasarkan pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo, akan ada empat alumni SMA Taruna yang ditunjuk Prabowo untuk menjadi menteri.
Nama Sugiono sebagai kandidat Menlu pun makin santer.
Gebrakan Sebagai Menlu
Kini, setelah dilantik sebagai Menlu, Sugiono langsung tancap gas mengawali kiprahnya dengan secara resmi menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan blok ekonomi BRICS.
Keinginan tersebut disampaikan Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024) waktu setempat.
Dalam forum itu, Sugiono juga menyampaikan pesan Prabowo tentang sikap Indonesia yang anti penjajahan dan anti penindasan, khususnya yang berlangsung di Palestina dan Lebanon.
"Indonesia tidak dapat berdiam diri saat kekejaman ini terus berlanjut tanpa ada yang bertanggung jawab. Indonesia menyerukan gencatan senjata dan penegakkan hukum internasional, serta pentingnya dukungan berkelanjutan untuk pemulihan Gaza," kata Sugiono dikutip dari keterangan resmi Kemlu RI, Jumat (25/10/2024).
Terkait keinginan Indonesia bergabung ke BRICS, Sugiono mengatakan, keinginan Indonesia tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memandang BRICS sebagai wahana yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan bersama negara-negara Selatan.
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” katanya.
Selama di Rusia, Sugiono juga menggunakan kesempatan itu untuk melakukan berbagai pertemuan bilateral, terutama dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov, sebagai tuan rumah, dan negara mitra sahabat lain.
Menarik ditunggu sepak terjang dan langkah-langkah diplomasi korps Kementerian Luar Negeri di bawah Sugiono. (est)