Profil Maruarar Sirait, Menteri Prabowo yang Dekat dengan Konglomerat
20 tahun menjadi anggota DPR dari PDI-P, Maruarar Sirait akhirnya hengkang dan gabung ke Gerindra.

Jakarta, TheStanceID - Pulang dari retreat Kabinet Merah Putih di Magelang, Jawa Tengah, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait langsung meluncur ke Rumah Susun Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Minggu (27/10/2024).
Masih mengenakan pakaian olahraga yang dipakai para menteri di Magelang. Maruarar dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian berdiskusi dengan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengenai kondisi rusun.
Maruarar juga mengimbau kepada Teguh agar rusun ini segera diisi terutama untuk warga miskin, salah satunya korban kebakaran Manggarai dan warga yang direlokasi dari bantaran sungai.
"Kalau perlu dikasih gratis dulu lah, masa baru kebakaran diminta uang sewa," kata pria yang akrab disapa Ara tersebut.
Ara memang langsung tancap gas setelah dilantik menjadi menteri. Maklum, target Prabowo untuknya lumayan berat, yaitu pembangunan rumah baru sebanyak 3 juta unit per tahun untuk mengatasi backlog perumahan.
Kalau Ara tidak bisa mencapai angka 3 juta itu, berarti dia tidak perform.
Lantas, seperti apa rekam jejak Maruarar Sirait hingga Prabowo mengangkatnya sebagai Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman?
Anak Politikus Senior PDI
Maruarar Sirait selama ini dikenal sebagai politikus dan mantan anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Dia lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 23 Desember 1969. Ara berasal dari keluarga politikus. Ayahnya, Sabam Sirait, merupakan politikus senior PDI-P, yang meninggal pada 2021 silam dalam usia 85 tahun.
Sabam adalah politikus sejak era Bung Karno. Dia juga termasuk salah satu pendiri Partai Demokrasi Perjuangan (PDI).
Ketika rezim Orde Baru melakukan fusi beberapa partai beraliran nasionalis dan Kristen menjadi PDI pada 1973, Sabam yang merupakan politikus Partai Kristen Indonesia (Parkindo) melebur ke PDI. Dia lantas menjadi sekretaris jenderal pertama PDI.
Dengan latar belakang ayahnya yang sangat kuat di politik tersebut, tidak heran bila Ara kemudian juga mengikuti jejak sang ayah di dunia politik.
Aktif di Menwa dan GMKI
Ara besar di Jakarta. Dia menamatkan SD-SMA di Jakarta, lalu kuliah di FISIP Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Bandung.
Saat duduk di bangku kuliah, Ia aktif di organisasi kemahasiswaan, yaitu di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Di GMKI-lah Ara banyak belajar mengenai dunia politik. Selain di GMKI, Ara juga bergabung dengan Resimen Mahasiswa (Menwa) Unpar.
Dia mulai aktif menjadi kader PDI-P sejak 1999 dan pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa, dan Olahraga di DPP PDI-P pada 2005-2010.
Ara cukup lama menjadi anggota DPR, selama 20 tahun alias empat periode, yaitu 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Dia adalah spesialis anggota Komisi XI yang membidangi keuangan negara.
Pada Pemilu 2019 dia kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, tetapi tidak lolos.
Orang Dekat Jokowi
Nama Ara makin santer terdengar saat menjadi salah satu orang dalam tim kampanye Joko Widodo pada Pilpres 2014 lalu.
Bahkan, ia sempat akan dilantik menjadi salahs satu menteri Jokowi di periode pertama. Dia sudah datang ke istana mengenakan kemeja putih seperti calon menteri lainnya.
Namun, ketika Jokowi membacakan nama-nama menterinya, nama Ara tidak ada. Batalnya Ara menjadi menteri di era pertama Jokowi itu diduga karena tidak direstui Megawati.
Namanya mulai menjadi perbincangan publik sejak memutuskan hengkang dari PDI-P pada Januari 2024 lalu. Terlebih alasannya hengkang dari PDI-P karena mengikuti langkah politik mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kemudian, Ara memutuskan untuk bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran dan kini bergabung dengan Partai Gerindra.
Konflik dengan Megawati
Keputusan Ara keluar dari partai banteng moncong putih cukup mengejutkan.
Banyak pengamat menduga hal ini dipicu memburuknya komunikasi dan hubungan Ara dengan Ketua Umum Megawati Sukarnoputri pasca tidak direstuinya dia menjadi menteri di kabinet Jokowi yang pertama.
Padahal saat itu, Ara lewat organisasi sayap PDI-P, Taruna Merah Putih dinilai sukses menggaet pemilih muda saat kampanye Joko Widodo pada Pilpres 2014 lalu.
Ketika itu, Jokowi dikabarkan sempat bersikukuh dan menelpon Megawati Sukarnoputri untuk merestui Ara masuk Kabinet, tapi Megawati tetap tidak memberi izin hingga Jokowi akhirnya mengumumkan kabinetnya.
Menurut sejumlah sumber, hubungan Ara dan Megawati memang pernah memburuk beberapa bulan ketika belum ada kepastian PDIP akan mengusung Jokowi sebagai capres.
"Bahkan, Ara sempat mendatangi Mbak Puan dan mengancam akan menggelar KLB [Kongres Luar Biasa] PDIP jika megawati tak juga bersedia restui Jokowi,” ujar salah seorang staf pribadi Puan Maharani dikutip dari ASATUNEWS.com, Minggu (26/10/2014).
Peristiwa pengancaman penggulingan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP oleh Maruarar Sirait itu disinyalir masih diingat Megawati dan menjadi awal memburuknya komunikasi antara keduanya. “Jadi, wajar toh Ibu masih marah sama Ara?” katanya.
Bahkan saat mundur dari PDI-P, Maruarar yang mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) partai ke DPP PDI-P di jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (15/1) hanya diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto.
Lingkaran Pengusaha Kakap
Selain terjun di dunia politik, Ara juga menggeluti dunia bisnis. Saat ini, ia menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Potenza Sinergi. Sebagai pebisnis, Ia dikenal dekat dengan sejumlah konglomerat.
Pada 6 Desember 2023, Ara pernah mengunggah foto di akun Instagram nya sedang makan malam bersama dengan Aguan, Prajogo Pangestu (pemilik Barito Pacific), Franky Wijaya (pemilik Sinarmas Group), dan Boy Thohir (pemilik Adaro Group).
Dalam unggahannya Ia menyebut sedang makan malam dan berdiskusi tentang IKN.
Yang terbaru, ketika peringatan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus lalu Ara juga mengikuti prosesi upacara di Istana Negara IKN bersama Franky Widjaya, Aguan, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, hingga Theodore Permadi Rachmat.
Kedekatan Ara dengan sejumlah konglomerat dimanfaatkan betul untuk menyukseskan program-program di kementerian yang dipimpinnya.
Aguan Langsung Membantu
Terbaru, Konglomerat Sugianto Kusuma atau yang biasa disapa Aguan berkomitmen ikut membangun 3 juta rumah untuk masyarakat di Tangerang. Perusahaannya, Agung Sedayu Group akan membangun perumahan di atas tanah milik Ara.
Sebelumnya, Ara berkomitmen menyumbangkan tanah miliknya seluas 2,5 hektare di Tangerang, Banten untuk dijadikan perumahan. Dia mengundang para pengusaha menghadiri groundbreaking perumahan di tanahnya pada 10 November 2024.
"Saya mulai dari diri sendiri sebagai menteri, [tanggal] 10 November saya akan undang pengusaha. Saya berikan 2,5 hektare tanah saya di Tangerang. Dan yang membangun pengusaha yang lain, bangunannya dan juga isinya," ujar Ara dalam paparan di Diskusi Tiga Juta Rumah untuk Rakyat di Auditorium PUPR, Senin (28/10/2024).
Langkah ini, kata Ara, merupakan contoh kontribusi dalam membangun 3 juta rumah. Ia pun mengajak semua pihak untuk ikut gotong royong membangun rumah untuk masyarakat.
Nantinya, rumah yang dibangun Aguan di atas tanah miliknya akan dibagikan secara gratis kepada ratusan warga. Hal ini sebagai contoh kontribusi dalam membangun 3 juta rumah sekaligus salah satu bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).
"Nanti saya perlu sekali di sini ada kerja sama CSR, modelnya macam-macam. Nanti ada tanah dari bank atau sitaan dari siapa, yang bangun bisa kita. Kalau model di Tangerang, tanahnya dari swasta yang bangun swasta, kemudian diserahkan gratis kepada rakyat," katanya.
Rencana Ara, rumah yang dibangun di atas tanah pribadinya itu akan dibagikan gratis kepada masyarakat berpenghasilan rendah, di antaranya Tentara Nasional Indonesia (TNI), Aparatur Sipil Negara (ASN), dan guru.* (est)